Friday, September 16, 2011

‎Hidup itu sederhana~Life is simple

Seorang murid mengeluh kepada gurunya :

'Bapak menuturkan banyak cerita Tetapi tidak pernah menerangkan maknanya kepada kami'Jawab sang Guru :'Bagaimana pendapatmu, Nak,Andaikata seseorang menawarkan buah kepadamu,namum mengunyahkannya dahulu bagimu'.Tak seorang pun dapat menemukan pengertian yang paling tepat bagi dirimu sendiri. Sang Guru pun tidak mampu.

Ternyata hidup itu sederhana Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/ diambil kerja di tempatnya. Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik."

Ibu menjawab: "Mengapa?" Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah." Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.

Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur."

Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku." Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."

Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."

*Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."

Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."

Beberapa hari kemudian katak 'sawah' menjenguk katak 'pinggir jalan' dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat. Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja
.
»»  READMORE...

Menundukkan kepala

Seorang petinggi pemerintah. Demi meningkatkan pamor pribadinya ia datang mengunjungi seorang guru yang terkenal di daerah itu. Namun malangnya. Ketika ia hendak masuk ke pondok sang guru, kepalanya terbentur menabrak palang pintu yang memang begitu rendah. Kepalanya mengucurkan butir darah dan ia nampak amat kesakitan sambil berteriak-teriak.Sang guru setelah memperhatikan petinggi pemerintah tersebut, lalu berseru; Nampaknya engkau amat kesakitan!
Saya pikir ini merupakan hadiah terbesar yang kamu peroleh hari ini. Selamat!! Apa katamu?? Hadiah terbesar? Tidakkah engkau lihat bahwa darah sedang mengucur turun dari dahiku? Ujar sang petinggi pemerintah tersebut dengan nada suara yang membumbung tinggi. Benar!!! Jawab sang Guru. Ketika engkau telah mencapai puncak bukit, engkau harus berusaha untuk turun lagi ke kaki gunung tersebut.Kata sang guru sambil memandang tamu agungnya. Dan engkau harus belajar menundukan kepala agar agar dahimu tidak tersobek oleh palang pintu lagi. Yang meninggikan dirinya, ia akan direndahkan. Sebaliknya, yang merendahkan dirinya ia akan ditinggikan.
»»  READMORE...

Thursday, September 15, 2011

Mendidik Anak Tanpa Kekerasan

Kisah nyata yang dijadikan contoh kali ini cerita pengalaman Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi. Waktu berumur 16 tahun ,beliau tinggal bersama orangtuanya di pedalaman, di tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Suatu hari ayah Dr. Arun meminta tolong mengantar menghadiri konferensi sehari penuh. Ibunya menitipkan daftar belanjaan. Selain itu beliau juga diminta memperbaiki mobil di bengkel.

Setiba di tempat konferensi ayah Dr. Arun berkata bahwa beliau menunggu di sana jam 5 sore. Mereka akan pulang bersama-sama. Dr. Arun segera menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibunya. Kemudian pergi ke bioskop. Film yang menarik membuatnya lupa waktu. Waktu telah menunjukkan pukul 17.30 ketika Dr. Arun berlari menuju bengkel. Saat menjemput ayahnya, jam sudah menunjukkan pukul 18.00.

Ayah Dr. Arun bertanya mengapa terlambat, tapi karena malu mengakui kalau habis nonton bioskop, Dr. Arun berbohong, menyalahkan mobil yang belum siap sehingga beliau harus menunggu. Sang ayah yang telah menelpon bengkel mobil tersebut tahu kalau anaknya berbohong. Namun beliau tidak marah, malahan berkata, "Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak memiliki keberanian menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarlah ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik."

Lalu sang ayah mulai berjalan kaki. Hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Dr. Arun tidak bisa meninggalkan ayahnya. Selama 5,5 jam, Dr. Arun mengendarai mobil perlahan-lahan di belakang ayahnya sambil memikirkan penderitaan yang dialami ayahnya karena kebohongan bodoh yang beliau lakukan.

Sejak saat itu Dr. Arun tidak pernah berbohong lagi. Seringkali beliau berpikir mengenai kejadian tersebut dan merasa heran. Seandainya sang ayah menghukumnya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, apakah Dr. Arun akan mendapat pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan? Kemungkinan Dr. Arun akan menderita atas hukuman, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tapi hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, Dr. Arun merasa kejadian itu baru terasa seperti kemarin. Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.

Kalau kita renungkan ada beberapa kejadian dalam hidup kita yang menimbulkan kesan yang mendalam justru karena kita tidak dimarahi atas kesalahan dan kenakalan kita. Misalkan:

A. Saat kita masih kecil tanpa sengaja kita menjatuhkan piring / gelas kaca. Akibatnya kacanya bertebaran di lantai. Kita pasti merasa sangat ketakutan. Yuk coba kita renungkan 2 reaksi yang berbeda dari sang ibu:

1. Ibu yang pertama marah, memaki kita dengan kata-kata yang menyakitkan hati, memberi cap kita ceroboh, dasar anak nakal, makanya hati-hati, dsb. Apa reaksi kita? Ya memang sih kita salah, pantas dimarahin, tapi kenapa ibu sedemikian marahnya ya, tidakkah ibu melihat bahwa kita tidak sengaja? Apakah piring / gelas itu sebegitu berharganya, kenapa ibu tidak mempedulikan tangan / kaki kita yang terluka terkena pecahan kaca? Hati kita terasa perih.

2. Ibu yang kedua langsung lari mendekati, memeluk kita, menjauhkan kita dari pecahan kaca tersebut sambil bertanya, apakah ada bagian tubuh kita yang terluka. Aduh kamu pasti kaget ya, mana yang sakit, ada yang luka enggak, dsb? Bagaimana rasa hati kita? Ketakutan kita langsung memudar, digantikan oleh perasaan disayang, dihargai, dicintai. Diri kita terasa lebih berharga daripada piring / gelas tersebut. Hati kita terasa damai.

B. Saat kita pulang terlambat. Tentu orang tua akan merasa cemas, bingung, kuatir, dsb. Coba lihat perbedaan sambutan ini.

1. Orang tua yang pertama ini langsung memarahi kita, tanpa mau mendengar alasan dan penjelasan kita, langsung mengomel panjang lebar, menasehati, memarahi.

2. Orang tua yang kedua begitu melihat kita datang langsung terlihat lega, bangun memeluk dan mencium kita. Bertanya dengan nada sayang dan kuatir kenapa kita datang terlambat. Mereka menunjukkan kekuatirkan karena mereka benar-benar sayang dan peduli.

Nah dari 2 contoh di atas, orang tua manakah yang Anda inginkan? Kalau saya orang tua yang kedua. Kenapa? Karena saya merasakan kasih sayang yang tulus, merasakan bahwa diri saya berharga di mata orang tua kedua. Bagaimana dengan Anda?

Mungkin orang tua kita dulu tidak memperlakukan kita seperti itu. Tapi sekarang kita sebagai orang tua, apakah harus meniru contoh yang salah? Mendidik anak tanpa kekerasan seringkali justru lebih bisa menyadarkan kesalahan anak.

Kenapa bisa begitu? Karena ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang sangat kuat di bawah sadar seorang anak maka informasi itu akan langsung mempengaruhi perilakunya. Itulah salah satu bentuk hypnosis yang sangat kuat. Apakah hal sebaliknya bisa terjadi? Ya bisa saja! Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam melakukannya agar hasil positif yang kita inginkan bisa tercapai. Untuk itu diperlukan pemikiran yang mendalam dan kesadaran diri yang kuat dan terlatih. Jangan bertindak karena reaksi spontan belaka dan kemudian menyesal telah melakukannya.

Saat anak kita masih kecil, saat itulah semua bibit perilaku dan sikap ditanamkan. Hal ini yang kelak mewarnai kehidupan remaja dan dewasanya. Berarti sikap dan perilaku kita saat ini sangat dipengaruhi oleh bibit masa kecil kita. Orang tualah yang menanam segala bibit perilaku dan sikap itu.

Untuk anak yang diasuh baby sitter, ya pengasuh anak tersebut yang banyak mempengaruhi perilaku dan sikap anak. Jadi kita juga perlu berhati-hati, mencari pengasuh yang bijaksana agar dapat berpengaruh positif pada anak-anak kita.

Kalau kita memiliki anak yang nakal, susah diatur, dsb itu pasti karena ada suatu sebab. Segala perilaku, ucapan, sikap, dan pikiran yang baik maupun yang buruk hanyalah suatu rentetan akibat dari suatu sebab yang telah ditanamkan terlebih dahulu. Karena itu sebagai orang tua kita wajib mencari tahu penyebabnya. Jangan langsung bereaksi spontan tanpa mengetahui duduk persoalannya dan tanpa memikirkan akibatnya. Hal itu akan memberi contoh bagi anak kita tentang bagaimana bertindak dan bersikap.

Sekarang, saat kita menjadi orang tua, belajarlah dari pengalaman sebagai anak. Ingatlah apa yang kita harapkan saat peristiwa-peristiwa tertentu terjadi dalam hidup kita. Ingatlah perasaan kita dulu di masa kanak-kanak kita saat kita dimarahi padahal itu bukan murni kesalahan kita, saat kita dituduh melakukan kenakalan yang sebenarnya tidak kita perbuat, saat kita mendapat nilai jelek dan orang tua kita sangat marah, saat orang tua menghukum kita terlalu keras padahal kita berbohong karena takut dimarahi, dsb. Coba bayangkan kalau kejadian tersebut diputar ulang apa yang Anda inginkan terjadi? Seandainya orang tuaku bersikap seperti ini maka kejadiannya akan menjadi seperti .....

Nah sekarang belajar dari pengalaman masa kecil kita, coba amati dan tanggapi anak-anak kita dengan penuh perhatian, cari tahu apa yang mereka inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti apa yang kita inginkan dari orang tua kita dulu yang tidak terpenuhi? Sebagai orang tua, kita perlu mendidik diri kita sendiri dengan belajar dari anak-anak.

Buatlah pengalaman masa kecil kita sebagai pelajaran berharga. Perlakukan anak-anak kita seperti kita dulu ingin diperlakukan. Jangan perlakukan anak-anak seperti apa yang dilakukan orang tua pada kita. Contoh yang baik boleh kita tiru, tapi hal yang tidak baik harus kita ubah. Didiklah anak tanpa kekerasan agar mereka mengerti kalau dirinya berharga dan dicintai dengan tulus.
»»  READMORE...

Karakter: Bisakah Kita Merubahnya?

Berubah Untuk Menuju Kebaikan

Pernah lihat binatang koala?

Atau paling tidak, tahu tentu yang namanya koala.

Si koala ini adalah binatang khas dari Australia.
Dia tenar sekali disana karena bentuknya memang lucu dan mengemaskan. Coklat gelap warnanya dan wajahnya lugu banget gitu.

Si koala ini punya karakter pemalas. Menurut penelitian (& juga menurut sumber salah seorang teman saya), si koala adalah salah satu binatang paling malas di dunia ini.

Konon dia tidur 22 jam dalam sehari!

Huebat ya… Padahal dalam satu hari hanya ada 24 jam, dimana dengan kata lain, ya hanya 2 jam tok si koala bangun dan beraktifitas.

Dia hidup di batang sebuah pohon. Kalau mau makan pun dia malas bergerak dan hanya mau bergeser sedikit untuk mengambil makanan yang sudah tersedia saja di sekitar dia. Bergerak paling banyak dia lakukan hanya kalau sedang melakukan hubungan seks.

Itulah mungkin kenapa si koala kemudian mendapat titel sebagai binatang pemalas.

Ya memang begitulah karakternya… Mana bisa berubah lagi?

Tetapi bagaimana ceritanya kalau dengan karakter seorang manusia?

Apa masih berubah?

Dalam satu bulan belakangan ini saya banyak sekali mendapat kalimat yang sama dari waktu ke waktu terus-menerus, “Ya memang begitu kok karakternya. Mana bisa berubah lagi, Liz”

Dahi saya kok jadi berkerut ya.

Apa iya manusia itu bisa sama disejajarkan seperti seekor koala, yang nota bene masuk ke dalam spesies binatang, dan tidak bisa berubah?

Dahi saya tambah berkerut nih sekarang kayaknya…

Saya yakin tidak ada yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang manusia.

Yang dibutuhkan lagi-lagi hanya seonggok, segepok, segumpal keyakinan dan kemauan. Dan saya yakin semua pasti sudah pernah mendengar kalimat tersebut sebelumnya dalam beragam percakapan, dalam beragam artikel, dalam beragam hal.

Masalahnya sekarang seberapa besar keyakinan dan kemauan kita untuk berubah??

Kalau keyakinan dan kemauan itu cukup besar, rasanya tidak ada yang tidak mungkin.

Saya tidak percaya dengan kalimat tadi, ‘Ya sudah karakter. Mana bisa berubah lagi’. Menurut saya itu adalah sebuah alasan yang dangkal sekali.

Karakter pemarah, karakter pemalas, karakter tukang ngaret, karakter defensif, karakter pembohong, karakter pembual, karakter egois, karakter kompulsif, karakter penakut, karakter depresif, karakter manipulatif dan beribu-ribu karakter lainnya SEMUA BISA BERUBAH.

Saya berani mempertaruhkan semua milik saya untuk kalimat saya tersebut : semua karakter BISA BERUBAH.

Pertanyaannya ‘hanya’lah, mau tidak si manusia itu berubah?
Kalau sudah mau berubah, pertanyaan selanjutnya (& yang paling penting) mau tidak dia berjuang untuk berubah????

Perubahan bukan hal yang mudah dan dapat dicapai dalam waktu satu malam.

Saya pun tidak pernah bilang itu akan menjadi hal yang mudah serta cepat dicapai seperti orang makan cabai lalu langsung pedas.

Perubahan itu mungkin perlu dilakukan dengan usaha yang maha gigih sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah, setakar demi setakar.

(Saya menyadari hal tersebut dari pengalaman pribadi).

Kebayang sudah berapa puluh tahun mungkin si karakter telah mengendap dan mengalir lancar dalam diri.
Kebayang pula sudah berapa puluh tahun kita telah terbiasa menjalankan karakter tersebut.

Seperti kalau misalnya si koala yang juga sudah turun temurun dari nenek moyang begitulah adanya. Hal yang mustahil rasanya untuk merubah si koala.

Tetapi sekali lagi, apa iya kita sama sejajar dengan si koala?
Bagaimana kabarnya dengan atribut ‘kemanusiaan’ yang melekat pada manusia seperti otak, kepintaran, intensi dan kemauan bebas?

Apa tidak ada gunanya semua untuk menghasilkan keadaan yang lebih baik?

Banyak orang mengatakan ingin berubah dan akan berubah.
Tetapi tidak banyak orang yang benar-benar berjuang mewujudkan perubahan itu.

Setiap orang juga tentunya pernah kena teguran, tamparan dan bahkan cacian.

Tetapi tidak banyak orang yang bisa belajar dari teguran, tamparan dan cacian tersebut serta menjadikannya sebagai wake up call.

Mungkin dulu pernah ada penelitian atau percobaan yang ingin membuat si koala lebih aktif, lebih gesit dan lebih banyak bergerak (he3x… mungkin lho ya. Siapa tahu memang pernah ada penelitian atau percobaan itu).

Namun tampaknya tidak sukses tuh karena si koala tetap lah si koala.

Lalu bagaimana dengan kita?

Apakah kita tetaplah kita yang sama dablek-nya dengan si koala???

Atau kita masih bisa menggunakan atribut ‘kemanusiaan’ kita untuk berjuang dan berubah menghasilkan keadaan yang lebih baik?

Saya yakin kita bisa.

Saya pribadi berharap Yang Diatas terus membimbing saya (& kita semua) untuk menggunakan atribut ‘kemanusiaan’ yang ada dengan bijak.
»»  READMORE...

‎Cukup itu berapa? Enough

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila sipetani mengucapkan kata "cukup".Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana.

Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang.Kapankah kita bisa berkata cukup? Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.Tak perlu takut berkata cukup.Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan.Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup.Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.Belajarlah untuk berkata "Cukup"
»»  READMORE...

Wednesday, September 14, 2011

Adakah... (sedikit versi Malaysia)

KITA tidak perlu mengucapkan jampi mentera untuk mempengaruhi orang supaya sukakan kita. Kita akan tetap disukai orang apabila kita berbudi bahasa baik dengan mereka dan apabila kita sentiasa bersedia memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kecacatan budi bahasa kita.

Sekarang periksalah diri anda dengan menyimak beberapa pertanyaan di bawah ini. Berikan 5 nilai kepada tiap-tiap satu jawaban “Ya” kemudian jumlahkan semua hasilnya.

(1) Bila anda mengucap “Selamat pagi” atau “Assalamualaikum’ adakah anda coba sebutkan ucapan-ucapan itu dengan cara sungguh-sungguh, terang dan sepenuh hati?

(2) Adakah anda penuh bersemangat dalam menghadapi soal-soal hidup anda sehari-hari?

(3) Adakah anda sentiasa mengatakan kata-kata anda biarpun dalam perkara-perkara yang kecil ? (mengumpat)

(4) Adakah anda mencoba dengan jujur untuk melihat segi-segi kebaikan orang-orang yang anda temui?

(5) Adakah anda banyak memberikan senyum?

(6) Adakah anda benar-benar mudah dalam memberi kepujian dan sanjungan kepada orang-orang lain?

(7) Adakah anda boleh tahan berbulan-bulan tanpa meradang atau merungus?

(8) Adakah anda tidak suka memberatkan dan menyusahkan orang lain dengan kerja-kerja anda?

(9) Adakah anda dapat mengingat dengan baik nama-nama orang dan rupa paras mereka?

(10) Adakah anda sangat bercermat melahirkan mana-mana perasaan tidak setuju dan prasangka-prasangka anda bila bercakap-cakap dengan orang lain?

(11) Adakah anda selalu tidak suka mempermain-mainkan orang?

(12) Adakah anda lebih dahulu memeriksa diri sebelum hendak menyela atau memotong percakapan orang?

(13) Adakah anda suka mengambil kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang?

(14) Adakah anda selalu menjaga kebersihan pakaian dan tubuh badan anda?

(15) Adakah anda menjauhi kata-kata yang kasar dan kesat dalam percakapan anda?

(16) Adakah anda seringkali bersedia untuk menolong orang lain?

(17) Benarkah anda tidak menaruh prasangka kepada orang lain mencari rahasia anda atau mengumpat anda dari belakang?

(18) Adakah anda selalu bertimbangrasa terhadap perasaan-perasaan orang lain?

(19) Adakah anda coba bersikap mesra dengan siapa-siapa saja yang berkenalan dengan anda?

(20) Adakah anda menegur kesalahan-kesalahan orang lain dengan secara lembut dan tidak langsung?

Jika jumlah nilai jawaban itu lebih dari 75, maka ini menunjukkan bahwa anda seorang yang amat dikasihi ramai.
Jumlah nilai 60-75 menunjukkan juga bahwa anda dikasihi ramai, tetapi masih ada titik-titik kelemahan budi bahasa yang boleh diperbaiki oleh anda. Jumlah nilai antara 35-55 adalah merupakan satu hasil yang sederhana yang menunjukkan bahwa anda mungkin mempunyai kawan, teman dan sahabat handai yang sukakan anda, tetapi meskipun demikian namun anda belum boleh disifatkan seorang yang dikasihi ramai.
Jumlah Nilai bawah dari 35 menunjukkan anda mempunyai titik-titik budi bahasa yang lemah yang menyebabkan anda kurang dikasihi orang dan menyebabkan anda hidup terasing dan keseorangan.
»»  READMORE...

‎Kau Orang yang Diberkati...

Jika KAU terbangun pagi ini dan merasa lebih bugar dan sehat dari kemarin ... KAU lebih diberkati dari berjuta orang yang tidak akan bertahan hidup minggu ini.

Jika KAU belum pernah mengalami bahaya perang, kesepian di penjara, kepedihan akibat penyiksaan, atau kelaparan ... KAU lebih beruntung dari 500 juta orang di dunia.

Jika KAU memiliki cadangan makanan di lemari es, tumpukan pakaian di lemari, langit-langit untuk berteduh ... KAU lebih kaya dari 75% manusia di dunia ini.

Jika KAU memiliki simpanan di bank, Beberapa lembar Cash Rupiah dan Kartu Kredit di dompet, ... KAU termasuk diantara 8% orang-orang yang berada di tingkat kesejahteraan dunia.

Jika KAU telah menikah, punya anak dan orang tua-mu masih hidup ... KAU tergolong langka, bahkan di negara-negara makmur sekalipun.

Jika KAU dapat memegang tangan seseorang, memeluk mereka atau bahkan membiarkan mereka bersandar di bahumu... KAU sangat dianugerahi karena memiliki sentuhan penyembuhan.

Jika KAU dapat membentuk senyuman tulus di wajahmu, dan dapat bersyukur atas apa yang kau capai... KAU diberkati karena termasuk dari sedikit orang yang bisa seperti itu, karena kebanyakan tidak.

Jika KAU dapat membaca pesan ini, kau sedang menerima berkat GANDA, yaitu yang pertama: seseorang sedang memikirkan-mu dan yg kedua: KAU lebih diberkati daripada lebih dari dua milyar orang di dunia yang tidak dapat membaca sama sekali.

Semoga harimu menyenangkan, Hitunglah berkat-berkat-mu, dan lanjutkan pesan ini pada sahabat-sahabatmu untuk mengingatkan semua orang betapa diberkatinya kita semua. God ßlέss ϔύ
»»  READMORE...

Sunday, September 11, 2011

Ujian Bernama Kehidupan

Banyak orang datang ke tempat ini sebab mereka benar-benar jengkel dengan beberapa agama yang mengatakan, Jika anda tidak datang secara rutin, Anda akan masuk neraka,”atau” jika Anda tidak percaya dengan ini dan itu, mustahil Anda bisa pergi ke surga!’ Kadang orang mengendalikan Anda menggunakan rasa takut. Oleh karena saya terpapar dengan ancaman-ancaman seperti itu selama bertahun-tahun sebagai orang Barat, maka mustahil saya akan berupaya mengendalikan orang dengan ancaman dan pengasingan. Rasa takut seharusnya tidak pernah oleh menjadi faktor dalam pengambilan keputusan. Jadi, saat orang-orang membuat keputusan kontroversial Mengenai ”bolehkah saya melakukan aborsi?” saya selalu memberitahu mereka agar jangan merasa takut terlebih dahulu. apa pun keputusan yang Anda buat, saya akan selalu ada disini untuk Anda. Kadang sebagian orang mungkin mengatakan kepada Anda bahwa jika Anda melakukan aborsi, maka Anda akan masuk neraka, Anda melakukan karma buruk, Anda membunuh.

Ada seorang pemuda berumur 17 tahun di Perth yang bunuh diri tepat sebelum ujian sekolah. Salah satu sahabatnya datang menemui saya dan bertanya,”Apakah orang-orang yang melakukan bunuh diri

Benar-benar pergi ke neraka?"Saya memberinya kiasan ini. Ketika mengerjakan ujian masuk universitas, ada berapa mata pelajaran yang harus dikerjakan? Enam? Oke, enam. Jadi dalam setiap kertas soal itu, ada berapa banyak pertanyaan di sana? Sepuluh? Baik. Jadi jika Anda memiliki sepuluh pertanyaan dalam enam mata ujian itu berarti enam puluh soal. Jika Anda mengisi jawaban yang salah sehingga kehilangan nilai satu soal, apakah itu berarti Anda tidak bisa masuk ke universitas? Tentu saja tidak, Anda masih memiliki 59 pertanyaan Iain yang harus Anda jadikan pertimbangan. Jika Anda bunuh diri, Anda gagal dalam satu soal itu, namun Anda belum menggagalkan kesempatan Anda dalam seluruh ujian kehidupan. Anda masih punya banyak pilihan dan keputusan lain dalam hidup. Jadi hanya satu peristiwa seperti bunuh diri tidak mengirim Anda ke neraka, melainkan apa perbuatan lainnya yang telah Anda lakukan dalam hidup. Begitu pula dengan aborsi. Itu hanyalah satu keputusan dari

ratusan ribu kertas ujian dalam ujian kehidupan Anda. Jadi ketika saya menaruh hal ini ke dalam gambaran besarnya, jelas tidak masuk akal untuk mengatakan hal-hal seperti: 'Jangan lakukan itu atau Anda akan masuk neraka!" Hidup itu jauh lebih luas dan rumit. ltulah sebabnya kami tidak berupaya mengendalikan orang lewat rasa takut, Merupakan salah satu pembebasan besar bagi orang-orang ketika mereka menyadari, "Wow, aku tidak diberitahu apa yang harus kulakukan dan tidak dipaksa melakukannya." Anda jadi tidak takut dan bias pergi dari satu tempat ke tempat lain dalam kehidupan. Jadi, ketika Anda melakukan kesalahan, ingat singkatan AFL=Acknowledge, Forgive and Learn, akui, maafkan, dan belajar.Mengakui apa yang telah kita lakukan, kita maafkan, dan belajar

darinya sebanyak-banyaknya. Ketika kita memaafkan, kita tidak memakai hukuman, tidak ada rasa takut, namun belajar dari apa yang terjadi.
»»  READMORE...

"JANGAN SOMBONG..."

Smart Touching The Human Wisdom :
Seekor semut mungkin terlihat tidak berdaya tetapi bisa merepotkan jika masuk ke dalam telinga.

Sebuah duri kecil tidak berbahaya, tetapi jika tertancap ke dalam daging & tidak bisa dikeluarkan pasti akan sangat menyakitkan.

Begitulah dengan manusia, kita sering meremehkan orang lain berdasarkan sesuatu yg mungkin kecil & terlihat simple.

Coba bayangkan, sebuah gedung Mall yg megah, jika tidak ada Cleaning Service. Apakah bisa merasa nyaman ?

Jika tidak ada bawahan, tidak mungkin ada atasan ? Jika tidak ada karyawan, tidak akan ada yg jadi Boss ?

Jika tidak bisa menghargai, bagaimana mungkin bisa mendidik anak2 & menerapkan nilai2 kebaikan pada diri sendiri ?

Jangan meremehkan orang. INGAT !

Sebuah Pohon besar bermula dari benih bibit yg kecil.

Tidak ada manusia yg terlahir langsung bisa berlari tanpa belajar merangkak & berdiri.

Hargai & hormati semua orang. Tidak ada yg pantas disombongkan.

Harta adalah pinjaman. Kerupawanan tidak bertahan lama.

Ketenaran hanya sesaat. Kekuasaan dapat ditumbangkan & semuanya pinjaman semata2.
Orang lain boleh membenci kita tetapi JANGAN membalasnya.

Otak mengalahkan otot & kebijaksanaan menghapus kebodohan.
»»  READMORE...

Kereta Kehidupan

Datang dan pergi dengan tangan kosong’. Itulah kalimat yang tepat menggambarkan diri kita sewaktu lahir ke dunia ini dan sewaktu meninggal.

Jadi semua orang berawal dan berakhir yang sama. Perbedaannya bagaimana setiap orang mengisi kehidupan di antara awal dan akhir tsb.

Banyak orang yang ‘lupa’ tentang awal dan akhir ini sehingga sepanjang kehidupan hanya mengejar dan mengumpulkan harta benda.

Menjadi ‘KAYA’ adalah tujuan kehidupan yang baik. Tapi selain menjadi kaya dalam harta benda, menjadilah kaya juga dalam hal perbuatan baik.

Di jaman modern ini, begitu mudah kita mengecek saldo rekening di bank. Demikian juga untuk mengetahui berapa sisa pulsa prabayar kartu HP kita.

Sayangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu menyediakan fasilitas untuk pengecekan instan ‘saldo/pulsa’ perbuatan kita.

Andaikan fasilitas semacam itu tersedia, kita bisa happy-happy dulu kalau saldo/pulsa perbuatan baik kita masih berlimpah. Atau segera bergegas kalau posisinya sudah ‘merah’.

Jangan menunggu/menunda untuk berbuat baik karena kita tidak tahu berapa ‘saldo/pulsa’ perbuatan baik kita. Juga kita tidak tahu berapa lama sisa kehidupan kita.
»»  READMORE...

7 Kebiasaan yang Membuat Hidup Menjadi Kaya

Sering kali kita berpikir, bagaimana caranya agar kita bisa kaya secara materil dengan waktu cepat, tapi sedikit di antara kita tidak memikirkan arti kaya yang sebenarnya, kebiasaan kita sangat menentukan arah yang akan kita lalui, ini sedikit motivasi buat agan-agan sekalian yang semoga berguna buat yang membacanya:

1. Kebiasaan mengucap syukur

Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik, tapi juga dalam kesussahan dan hari-hari yang buruk. Ada rahasia besar di balik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yang buta dan tuli sejak usia dua tahun, telah menjadi orang yang terkenal dan dikagumi di seluruh dunia. Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang adalah, “Aku bersyukur atas cacat-cacat ini, aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku”. Memang sulit untuk bersyukur, namun kita bisa belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkat, kesehatan, keluarga, sahabat, dan sebagainya. Lama kelamaan Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang buruk.

2. Kebiasaan berpikir positif

Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera ke arah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.

3. Kebiasaan berempati

Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain. Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif di balik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati, namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukan kepada Anda, dan sebagainya.

4. Kebiasaan mendahulukan yang penting

Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.

5. Kebiasaan bertindak

Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.

6. Kebiasaan menabur benih

Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. Bayangkanlah, betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.

7. Kebiasaan hidup jujur

Tanpa kejujuran, kita tidak bisa menjadi pribadi yang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong, kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit.
»»  READMORE...