Saturday, February 18, 2012

Karena kasihNya

Hari ini musim semi yang panas, aku sedang asik membaca novel dan ditemani Ipod yang mendendangkan lagu jazz favoritku, di sela- sela makan siangku di sebuah Cafe seberang jalan kantorku.

Siang itu begitu panas, anginpun seakan2 enggan bertiup. Kuperbesar volume music yang aku dengar, hmm.. . Nikmatnya hidup ini.. Tak terasa waktu berlalu, waktu istirahatku usai, lagi asik2nya membaca nih...
Sambil menaruh selembar uang $10 aku berjalan santai menyebrangi jalan.


Aku mengangguk2kan kepala mendengar suara musik yang merdu lewat earphone sambil tetap fokus membaca, lagi seru-serunya nih. Aku melangkah menyeberangi jalan, tiba-tiba pembatas buku di novelku terbang tertiup kembali ke arah cafe itu, reflek aku membalikan badanku dan mengejar pembatas buku itu.

Hmm... dapat.. untung tidak kotor kataku sambil mengibas-ngibaskan pembatas bukuku..angin yang aneh, dari mana datangnya, angin berhembus kencang di tengah panasnya musim semi?

Ketika aku kembali berjalan, aku terkejut banyak orang mendekat ke arahku, banyak yang memandangiku sambil mengeleng-gelengkan kepala. Mereka minta aku melepas earphoneku, seorang ibu paru baya bertanya, " Apakah aku
baik-baik saja?" Aku tidak mengerti, Ada apa ?

Lalu ibu itu bercerita tentang hal yang sampai kini tidak bakal aku lupakan.

Ketika aku sedang asik membaca buku sambil mendengarkan ipod kesayanganku sewaktu menyeberang jalan, dari arah jalan sebuah truk yang dikemudikan seorang sopir yang ternyata mengantuk, melaju kencang ke arahku. Orang-orang berteriak mengingatkanku, tapi aku tidak mendengar. Sesaat sebelum terjadi tabrakan, aku berbalik dan berlari ... Untuk
mengambil pembatas bukuku yang tertiup angin.

Aku bergidik. Tak terasa air mata mulai tumpah.
Aku tinggal selangkah lagi dari ajalku, tapi tiba-tiba angin yang tidak biasanya berhembus, berhembus untuk kemudian menerbangkan pembatas bukuku dan menyelamatkanku.

Itu semua anugerah Allah untuk kamu, ibu itu berujar padaku, kakiku terasa tak kuat menopang berat tubuhku, aku berlutut dan mengucap syukur. Seandainya Ibu itu tidak bercerita tentu aku tidak akan tahu kasih Tuhan kepadaku.

Aku sadar dalam hidupku, banyak sekali kasih Tuhan dinyatakan tanpa aku sadar dan ketahui. Aku kembali menangis.

Perenungan :
Friends, sering kali kita lupa untuk mengucap syukur.
Seringkali ketika kita melihat keadaan kita yang terpuruk, jatuh, miskin, terlantar, kita lupa untuk mengucap syukur.
Kita lupa bahwa tanpa perlindungan Tuhan, kita pasti akan mengalami kejadian yang lebih parah dari yang kita alami sekarang, tapi karena kasihNya, kita tidak mengalaminya.
Jangan lupa untuk selalu mengucap syukur untuk apapun dalam keadaan apa pun, karena kita tahu sekarang Dia selalu bekerja, sadar atau tanpa kita sadari .
»»  READMORE...

Friday, February 17, 2012

Bagaimana untuk menangani hinaan dan mempertahankan cinta kasih. (Buddhist side story)


Anda tidak perlu menjadi. seorang buddhis untuk menghargai logika dan keindahan kutipan cerita di bawah ini..
*Sang Buddha menjelaskan bagaimana untuk menangani hinaan dan mempertahankan cinta kasih..

Suatu hari sang Buddha berjalan melintasi sebuah desa. Seorang pemuda kasar yang sangat marah muncul dan mulai menghinanya
*"Anda tidak berhak mengajari orang lain..!!!" Dia berteriak. " Kamu sama bodohnya dengan orang lain. Kamu bukanlah apa apa selain munafik.


**Buddha tidak marah dengan hinaan ini. Sebaliknya, Beliau bertanya kepada sang pemuda. "Katakanlah padaku jika kamu membeli hadiah untuk seseorang, dan seseorang itu tidak mengambilnya, Siapakah pemilik hadiah itu?
*Sang Pemuda terkejut diberi pertanyaan yang aneh. Kemudian dia menjawab " Hadiah itu akan menjadi milik saya karena saya yang membeli hadiah itu"

*Sang Buddha tersenyum dan berkata: "Hal itu benar, dan sama saja dengan kemarahan. Jika kamu menjadi marah dengan ku dan saya tidak merasa terhina, maka kemarahan itu akan kembali padamu. Anda kemudian menjadi satu2nya yang tidak bahagia, bukan saya. Semua yang anda lakukan akan menyakiti diri anda sendiri."

*"Jika anda ingin berhenti menyakiti diri sendiri maka anda harus menyingkirkan kemarahan dan ubahlah menjadi cinta kasih. Ketika kamu membenci orang lain, diri andalah yang akan menjadi tidak bahagia. Tetapi ketika anda mencintai orang lain, semua orang menjadi bahagia..
Maaf utk yg non Buddhis. ⌣τhиkýφu⌣ ..
»»  READMORE...

TUKANG SEPATU

Terdapat seorang tukang sepatu yang bernama Entong, setiap hari dia menunggu langganannya datang menjahit sepatunya di tepi jalan. Pada suatu hari, ketika Entong beristirahat makan siang, seberkas sinar berkilauan menarik perhatiannya. Sinar itu berasal dari tumpukan bebatuan yang berada di seberang tepi jalan. Dengan penuh rasa ingin tahu, dia mendekati sumber kilauan cahaya tersebut, ternyata terdapat sekeping emas di antara sela-sela batu bata.

Melihat rezeki di depan mata, Entong mencoba mengoreknya dengan ujung pisau, tetapi kepingan emas itu seakan-akan berakar pada tanah, bagaimanapun Entong mengorek, kepingan emas itu tak tergerakkan sedikit pun.

Akhirnya Entong terpaksa mengurungkan niatnya dan kembali ke tempat usahanya. Diam-diam dia berjanji di dalam hati : “Sungguh malang nasibku ini, hingga untuk memiliki kepingan emas yang tipis itu pun tidak pantas. Biarlah pada masa yang akan datang, apabila saya menemukan harta tak bertuan lainnya yang bagaimanapun banyaknya, saya tidak akan memungutnya untuk dijadikan milik saya pribadi.…”

Waktu berlalu dengan cepat, dua tahun kemudian ketika melalui suatu tempat yang sunyi, jauh dari keramaian kota, tiba-tiba terlihat oleh Entong setumpuk kepingan emas yang jatuh berserakan di jalan yang jumlahnya cukup banyak, Entong membungkukkan tubuhnya, tangannya ingin mengambil tapi seketika itu terlintas dalam pikirannya suatu ikrar diri yang pernah dijanjikannya dua tahun yang lalu, “…, biarlah pada masa yang akan datang…”, demi kesetiaan dirinya terhadap janji itu, akhirnya Entong tidak jadi memungut harta tersebut.

Entong kemudian pergi ke sebuah kuil Biksuni terdekat dan memberitahukan hal itu kepada pimpinan kuil agar harta tak bertuan itu dapat dipergunakan untuk memugar kuil tersebut yang memang sudah tua. Seusai pemugaran, ternyata masih terdapat sisa uang yang tidak sedikit. Atas kebijaksanaan pimpinan kuil, sisa uang tersebut didepositokan pada sebuah bank atas nama Entong. Sungguh pun demikian, Entong masih tetap pada pendiriannya, tidak pernah mempergunakan uang tersebut.

Pada hari peresmian kuil, tidak ditemukan Entong di antara hiruk pikuknya para undangan terhormat, dia dengan sengaja bersembunyi di rumah familinya. Atas usaha keras para biksuni, mereka berhasil juga mengetahui tempat persembunyiannya. Berulang kali Entong diminta kehadirannya, tetapi dia tetap tidak bersedia.

Tiba-tiba Entong mendengar alunan suara kecapi yang indah, dia tertarik untuk mengetahui siapa gerangan yang memainkan musik itu, tetapi sesuatu yang tidak dikehendaki semua orang terjadi. Ketika Entong baru saja melangkah keluar dari pintu rumah sambaran kilat dan guntur bertautan menyambarnya dan seketika itu juga Entong meninggal dunia.

Ternyata menurut karma kehidupan lalunya, Entong seharusnya meninggal terbakar halilintar setelah tersiksa keganasan dunia hingga umur lanjut, tetapi atas pahala yang diperoleh dari membangun kuil, dia meninggal lebih dini dari yang sudah ditentukan sebelumnya, yang berarti memperingan pembalasan karma lalunya.
»»  READMORE...

Thursday, February 16, 2012

KEKUATIRAN dan KECEMASAN

Ada dua orang pelancong asal Swiss yang melakukan pendakian di sebuah gunung. Saat pulang, mereka terpaksa menumpang sebuah mobil rombeng.Jalannya tersendat-sendat karena mesin tuanya.

Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil. Ia terbekap rasa kuatir kalau mobil itu mogok di tengah jalan. Ia kuatir kalau bensinnya habis dan tidak ada pom bensin di sana.

Sementara, pelancong kedua tampak santai-santai saja. Ia begitu menikmati pemandangan indah bukit-bukit di negeri cokelat itu. Bukit-bukit yang pucuknya dihiasi salju putih. Beberapa kali ia mengabadikan keindahan itu dengan kamera pocketnya.


Setelah satu jam berlalu, akhirnya mobil uzur itu pun tiba di kota yang dituju. “Kok kamu sempat-sempatnya ambil gambar pemandangan itu? Apa kamu tidak cemas?,” tanya pelancong pertama. “Apa yang perlu dicemaskan. Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya. Aku suka dengan perjalanan tadi,” kata pelancong kedua.

Kisah tadi menolong kita untuk memahami bagaimana seringkali kekuatiran membuat kita kehilangan banyak hal yang berharga. Lebih buruknya lagi, seringkali kekuatiran itu tidak terbukti separah yang kita kuatirkan atau malah tidak terbukti sama sekali. “Kekuatiran tidak akan menambah sejengkal pun panjang usia kita.”Banyak orang hidup dalam kekuatiran dan cemas mengenai apa yang belum terjadi. Orang sering takut dan tidak tahu apa yang ia takuti. Akhirnya, orang yang seperti ini tidak akan menikmati kehidupan.

Kebahagiaan hidup hanya menjadi milik orang-orang yang mampu menikmatinya dengan penuh syukur.

JAM KEHIDUPAN hanya sekali berputar.Ada menit yg harus dilalui dengan MANIS, ada pula menit yang harus dilalui dengan PAHIT. Jalanilah setiap DETIK dengan IMAN dan KASIH kepada "TUHAN" agar kita menjadi lebih BIJAKSANA dalam menjalani kehidupan ini.
»»  READMORE...

Wednesday, February 15, 2012

RENUNGAN KITA, DIMANAKAH HATI NURANI ?

Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan... !!

Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!

Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn).


Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.

Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.

Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.

Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6) pukul 07.00.

Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.

Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.

Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.

Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.

Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.

Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.

Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya

Copy paste,Sebarkan agar Pemerintah tahu nasib rakyat yg tidak mampu..!!!
»»  READMORE...

Dialog Imajiner Manusia dengan Tuhannya (2)

TUHAN : Kamu memanggilKu ?

AKU : Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN : Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu.

AKU : Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk .

TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk…!!!

AKU : Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini..

TUHAN : Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk.
Di era Internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi misalnya.

AKU : OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?

TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisalah yang membuatnya jadi rumit.

AKU : Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?

TUHAN : Hari ini adalah Hari esok yang kamu khawatirkan kemarin.
Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa.
Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu.
Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.

AKU : Tapi bagaimana mungkin Kita tidak khawatir jika Ada begitu banyak ketidakpastian.

TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.

AKU : Tapi begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.

TUHAN : Rasa sakit tidak bisa dihindari, Tetapi penderitaan adalah sebuah pilihan.

AKU : Jika penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?

TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan.. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api.
Orang baik tidak dapat melewati rintangan, tanpa menderita.
Dengan pengalaman itu hidup mereka menjadi lebih baik, bukan sebaliknya.

AKU : Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

TUHAN : Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras.
Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.

AKU : Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu?
Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?

TUHAN : Masalah adalah rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental.
Kekuatan dari dalam diri bisa keluar melalui perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

AKU : Sejujurnya, di tengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah…

TUHAN : Jika kamu melihat ke luar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam.
Melihat ke luar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga.
Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.

AKU : Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita.
Apa yang dapat saya lakukan?

TUHAN : Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain.
Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri.
Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan.
Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain berkejaran dengan waktu.

AKU : Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?

TUHAN : Selalulah melihat sudah berapa jauh kamu berjalan, daripada masih berapa jauh kamu harus berjalan.
Selalu hitung yang harus kamu syukuri, jangan hitung apa yang tidak kamu peroleh.

AKU : Apa yang menarik dari manusia?

TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya “Mengapa harus aku?”.
Jika mereka bahagia, tidak Ada yang pernah bertanya “Mengapa harus aku?”

AKU : Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya di sini?

TUHAN : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu.
Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu.
Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

AKU : Bagaimana saya bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini?

TUHAN : Hadapilah masa lalumu tanpa penyesalan.
Peganglah saat ini dengan keyakinan.
Siapkan masa depan tanpa rasa takut.

AKU : Pertanyaan terakhir, Tuhan. Seringkali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.

TUHAN : Tidak Ada DOA yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK.

AKU : Terima kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.

TUHAN : Oke…dech… Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut.
Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan.
Percayalah padaKu. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.
………TUHAN has signed out…….
»»  READMORE...

Dialog Imajiner Manusia Dengan Tuhannya

Man : Selamat pagi Tuhan, sekiranya Tuhan punya waktu sedikit aku ingin bertanya…

GOD : Waktu-Ku adalah KEKEKALAN, tidak ada masalah tentang waktu. Apa pertanyaanmu?

Man : Terima kasih… Apa yang PALING MENGHERANKAN bagi-Mu tentang kami “MANUSIA” ?

GOD : Kalian itu makhluk yang “ANEH”….

Suka MENCEMASKAN MASA DEPAN, sampai LUPA dengan HARI INI… Sehingga kalian LUPA BERSYUKUR dan BERUSAHA.

Kalian HIDUP di dunia seolah-olah KEKAL tidak akan MATI. Kalian LEBIH BANYAK mengumpulkan BEKAL hidup di DUNIA, daripada BEKAL setelah MATI. Padahal hidup di DUNIA hanyalah SEMENTARA, dan hidup SETELAH MATI adalah KEKEKALAN.
Kalian cepat BOSAN sebagai ANAK-ANAK dan TERBURU-BURU ingin DEWASA, namun setelah DEWASA kalian KEKANAK-KANAKAN : suka bertengkar, ngambek, dan ribut karena soal soal sepele.
Kalian RELA KEHILANGAN KESEHATAN demi MENGEJAR UANG, tetapi kemudian membayar dengan UANG untuk mengembalikan KESEHATAN.
Kalian lebih TABAH manakala Aku UJI dengan KEMELARATAN dan PENYAKIT dibandingkan saat Aku uji dengan banyak rizki dan kesehatan. Kala kalian MELARAT dan SAKIT, kalian LEBIH DEKAT kepada-Ku dengan ibadah dan doa. Padahal Aku SENANG bila kalian MENDEKAT kepada-Ku, tapi kalian tidak suka dengan KEMELARATAN dan PENYAKIT tersebut.
Hal-hal itulah yang membuat hidup kalian SUSAH.

Man : Lantas apa nasihat Tuhan agar kami bisa hidup BAHAGIA ?

GOD : Sebenarnya semua nasihat sudah pernah diberikan. Inilah satu lagi keanehan kalian : SUKA MELUPAKAN nasihat-Ku. Baiklah Ku ulangi lagi ya beberapa nasehat yg penting:

Kalian harus sadar bahwa MENGEJAR RIZKI adalah sebuah KESALAHAN. Yang seharusnya kalian lakukan ialah MENATA DIRI agar kalian LAYAK dikucuri rizki. Ingat, rizki berasal dari-Ku. Jadi JANGAN MENGEJAR RIZKI, tetapi biarlah RIZKI yang MENGEJAR kalian.
Ingat : “SIAPA” yang kalian miliki itu LEBIH BERHARGA dari pada “APA” yang kalian punyai. Memilik “SIAPA” akan mendatangkan “APA”, Kehilangan “SIAPA” akan kehilangan “APA” juga… Tetapi bila kamu kehilangan “APA” masih ada “SIAPA” yang akan membantumu. Jadi, PERBANYAKLAH teman, JAUHI permusuhan…
Jangan bodoh dengan CEMBURU dan membandingkan yang dimiliki orang lain, BERSYUKURLAH dengan apa yang telah kalian terima. Karena semuanya akan ditanya DARIMANA kamu dapatkan dan UNTUK APA dibelanjakan.
Ingat orang KAYA bukanlah dia yang berhasil mengumpulkan harta yang paling banyak, tetapi adalah dia yang PALING “SEDIKIT” MEMERLUKAN hartanya, sehingga masih sanggup MEMBERI kepada sesamanya.
»»  READMORE...

Tuesday, February 14, 2012

Ada Tetesan Setelah Tetesan Terakhir

Pasar malam dibuka di sebuah kota . Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat. Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini. Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. 'Hingga tetes terakhir', pikirnya.

Manusia kuat lalu menantang para penonton : "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!" Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata : "Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung." Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton. Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras...dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung. Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?"

"Begini," jawab wanita itu, "Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku. Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku".

Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku.

"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak. Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut. (Bits & Pieces, The Economics Press)
»»  READMORE...

MASA DEPAN YANG TIDAK JELAS

Pada zaman dynasty Ming, kekuasaan militer memiliki kekuasaan seperti hakim, merekalah yang menjatuhkan vonis kepada para narapidana.

Ada seorang jenderal setiap kali menjatuhkan vonis kepada para narapidana, akan membiarkan mereka memilih 2 pilihan yaitu : pilihan pertama hukum tembak ditempat; dan pilihan yang kedua adalah dibagian kanan bangunan penjara ada sebuah lubang hitam.

Narapidana tersebut harus masuk kedalam lubang tersebut, bagaimana nasibnya tidak ada orang yang tahu.

Hal yang aneh terjadi, semua narapidana memilih hukuman tembak ditempat tidak ada seorangpun yang memilih masuk kedalam lubang hitam yang tidak ada yang orang yang tahu bahaya apa yang menanti didalam lubang tersebut.

Pada suatu hari, ketika jendral merayakan pesta ulang tahun, semua orang berpesta meminum anggur dan mengobrol dengan gembira, salah seorang tamu yang duduk di sebelah jendral dengan berani bertanya kepada jendral, ”jendral, dapatkah engkau menceritakan kepada kami, apakah akibatnya jika orang memasuki lubang hitam tersebut?”

“Sebenarnya didalam lubang hitam itu tidak ada apa-apa, ketika pertama kali masuk kedalam kita mengulurkan tangan kita tidak akan kelihatan kelima jari tangan kita karena gelap gulita, membuat orang sangat ketakutan, oleh sebab itu tidak ada seorangpun yang berani mencoba. Tetapi jika ada yang berani mencoba, setelah lewat satu dua hari terbiasa oleh kegelapan disana mereka bisa mencari jalan keluarnya dan bisa menyelamatkan diri.” Jendral menjawab pertanyaannya.

Hidup manusia bagaikan sebuah petualangan, menghadapi berbagai bahaya, banyak orang yang mengetahui petualangan ini berbahaya tetapi tetap bersedia menanggung akibatnya, malahan mereka takut menghadapi hal-hal yang tidak jelas, tidak berusaha mencari dan mengeksplorasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Tuhan tidak akan memberitahukan takdir akhir dari nasib kita, hanya orang yang berhasil melewati berbagai ujian dan cobaan maka orang tersebutlah yang akhirnya memperoleh kesuksesan dalam hidupnya.
»»  READMORE...

Monday, February 13, 2012

KETULUSAN HATI MERUBAH NASIB YG DITAKDIRKAN

Wang Thai He, semenjak kecil telah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Sewaktu dia berusia 15 tahun, pernah sekali dia bertemu dengan seorang peramal yang berjubah kuning. Kemudian dia mengundang orang itu untuk meramal basibnya.

Peramal itu mengatakan, " Anda disaat berusia tujuh tahun telah kehilangan ayah, pada usia delapan tahun telah ditinggal pergi oleh ibumu.

Antara usia tiga belas tahun sampai empat belas tahun, semua pelajaran yang kamu pelajari semakin maju, tetapi sewaktu memasuki usia lima belas tahun sampai enam belas tahun anda akan mengalami kesusahan. Dapur anda akan kosong, kelak anda akan memperisteri seorang gadis buta dan ditakdirkan selama satu kelahiran ini hidup dalam kemiskinan. Ah ..sudahlah tidak perlu diramal lagi.


Thai He setelah mendengar semua itu, hatinya menjadi tidak tenang. Kemudian dia berpikir, " Semua ini tidak boleh terjadi, tapi kalau semua yang diramal itu benar-benar terjadi, tidak hanya diriku yang akan hidup susah, tetapi gadis yang dijodohkan oleh orang tuaku sejak kecil itu juga akan ikut hidup dalam penderitaan, maka lebih baik pernikahan ini dibatalkan saja, agar sang gadis dapat menghindari diri dari penderitaan ini.

Maka keesokan harinya, dia segera berangkat ke rumah calon mertuanya. Di tengah perjalanan dia menemukan sebungkus emas yang tergeletak di tengah jalan. Dia langsung mengambilnya, lalu dalam hatinya dia berpikir bahwa sang pemiliknya pasti akan kembali untuk mencarinya, kemudian dia menyembunyikan emas itu di dalam semak belukar, sambil menunggu sang pemilik datang. Setelah menunggu sampai keesokan harinya, disaat matahari tenggelam, barulah dia melihat ada seseorang yang mengendarai kuda mendatanginya dan bertanya apakah dia ada melihat sebuah buntalan uang.

Thai He berkata, " Memang ada, tetapi buntalan yang anda cari itu di dalamnya berisi apa ?" Lalu orang itu berkata, " Di dalamnya berisi emas, mungkin karena kurang hati-hati buntalan itu telah terjatuh sewaktu kemarin saya melewati tempat ini, maka itu saya kembali untuk mencarinya, apabila tidak ketemu buntalan itu, maka saya tidak dapat hidup lagi.

Thai He lalu mengembalikan buntalan yang berisi emas kepada orang itu, sehingga orang itu merasa amat girang. Kemudian setelah mengucapkan terima kasih, dia berkata, " Anda telah menyelamatkan jiwa saya ! Tetapi karena saya telah keluar dari rumah cukup lama, majikan saya pasti tidak akan percaya, maka lebih baik anda ikut bersama saya untuk memberi penjelasan kepada majikan saya.

Thai He akhirnya mengikuti orang itu dan setelah memberi penjelasan, pihak tuan rumah ingin memberikan beebrapa tael emas kepada Thai He sebagai tanda terima kasih, namun Thai He menolaknya. Dan setelah menginap semalam, dia pun pergi menuju ke rumah calon mertuanya.

Sang mertua merasa sangat gembira melihat menantunya telah datang, lalu beliau pun mempersiapkan arak untuk perjamuan makan. Dalam perjamuan makan sang mertua bertanya, " Menantuku yang baik, kudengar dari orang-orang bahwa kedua orang tuamu telah meninggal dunia, sehingga keadaan keuangan kamu juga sedang mengalami masalah, apakah ini benar ?"

Thai He menjawab, " Memang benar adanya dan justru saya datang kemari untuk membicarakan masalah ini. Saya takut tidak bisa membahagiakan putri anda dan hanya akan membuat sia-sia kehidupan putrimu."

Sang mertua setelah mendengar perkataannya itu, tidak mampu lagi menahan tangisnya. Thai He menjadi heran dan bertanya apa sebabnya. Sang mertua berkata, " Calon istrimu sejak mendengar keadaan keluargamu, setiap hari meneteskan air mata, walaupun saya telah menghiburnya, namun semuanya hanya sia-sia belaka. Dan karena terus-menerus menangis terlewat batas, maka kedua matanya telah menjadi buta.

Wang Thai He setelah mendengar perkataan mertuanya itu, menghela nafas dan berpikir di dalam hati bahwa senua yang diramalkan oleh peramal itu sangat tepat adanya, nasibnya memang telah ditentukan untuk menderita. Sang peramal juga mengatakan, dapurnya akan kosong, dalam satu kehidupan ini akan hidup susah, istri akan menjadi buta, selamanya tidak mungkin lepas dari penderitaan ini.

Dia yang sebenarnya ingin membatalkan pernikahan ini, akhirnya justru berkata, "Ayah mertua janganlah bersedih hati, saya pasti akan menikahi putri anda dan akan dengan sepenuh hati membuatnya bahagia." Mertuanya setelah mendengar perkataan calon menantunya abrulah berhenti menangis, ahtinya menjadi tergugah oleh keputusan Thai He dan beliau memberinya lima hektar sawah, dua orang pekerja, dua orang pelayan, serta memilih hari ayng baik untuk pernikahannya dan juga mmebangun sebuah rumah untuknya.

Sehabis melaksanakan upacara pernikahan, pada saat malam harinya, istrinya mendadak melihat ada bayangan semangkuk emas yang sedang berputar di hadapannya. Sampai malam yang ketiga barulah dia memberitahu suaminya. Dalam hati Thai he berpikir bahwa bayangan mangkuk emas yang tidak nyata itu termasuk emas negatif, sedangkan istrinya memiliki satu jepitan rambut emas yang nyata, dapat termasuk emas positif. Maka dia menyuruh istrinya mencopba untuk melempar jepitan rambut emasnya ke dalam bayangan mangkuk emas yang dilihatnya itu, setelah dilakukan ternyata jepitan rambut emas itu jatuh tertancap di tanah.

Keesokan harinya, Thai He sendiri yang menggali tanah tempat tertancapnya jepitan rambut itu dan dia menemukan banyak sekali emas yang tetimbun di dalamnya. karena kejadian aneh ini, Wang Thai He dalam sehari saja mendadak telah menjadi seorang yagn kaya raya, sehingga dia menganggap bhiksu poramal itu telah membohonginya dan berpikir bahwa semua bhiksu dan pendeta adalah penipu. Maka dia tidak peduli lagi terhadap bhiksu atau pengemis yang datang minta sedekah.

Pada suatu hari, Buddha Chi Kung bersama para pejabat setempat ingin membangun sebuah jembatan. Setelah diketahui bahwa di daerah itu terdapat lima orang hartawan dan Wang Thai He merupakan hartawan urutan yang pertama. Namun karena Wang Thai He tidak bersedia beramal, sehingga keempat hartawan lainnya itu juga menjadi enggan untuk beramal. Buddha Chi Kung yang mendapat tugas untuk mengumpulkan dana, mendatangi rumah Thai He untuk memberi nasehat kepadanya, tetapi pelayan hartawan Wang begitu melihat kedatangan Buddha Chi Kung langsung berkata, " Pergi ! Pergi ! Kalau diketahui oleh majikanku, anda pasti diusirnya !".

Buddha Chi Kung tidak memperdulikan mereka, belaiu hanya menuliskan beberapa kata ditembok dekat pintu masuk rumah Wang Thai He lalu pergi. Sewaktu hartawan Wang keluar, dia melihat di tembok itu ada tulisan yang berbunyi :

" Umur tujuh tahun kehilangan ayah, umur delapan tahun kehilangan ibu, menemukan buntalan emas dan dikembalikan kepada pemiliknya, melihat calon istri buta, tidak tega untuk meninggalkannya, semua kekayaan didapatkan dari ketulusan hati yang menggugah hati Tuhan, tetapi kalau masih belum merasa puas dan tetap menolak untuk beramal, kelak janganlah menyesal atau menyalahkan Tuhan."

thai He setelah membaca sajak itu langsung berkeringat dingin, dalam hatinya dia berpikir bahwa bhiksu ini dapat mengetahui semua rieayatnya, pastilah bukan orang yang sembarangan. Kemudian tanpa diminta, beliau langsung menyumbang sepuluh ribu tael emas untuk membangun jembatan " Pai Yen Chiao ". Beliau juga mengangkat Buddha Chi Kung sebagai gurunya, serta berikrar akan dengan setulus hati membina diri dan berbuat kebaikan.

Melihat ketulusan hatinya, Buddha Chi Kung akhirnya memberi beliau sebutir pil Dewa untuk menyembuhkan mata istrinya. Setelah matanya sembuh, nyonya Wang juga mengangkat Buddha Chi Kung sebagai gurunya dan membangun sebuah ruang kebaktian di rumahnya untuk bersembahyang kepada Buddha setiap hari.

Wu Ik Ce membuat tiga buah syair yang berbunyi :

"Mulanya dapur akan kosong hampa,
  Ditakdirkan akan selalu menderita,
  Menemukan emas tapi tidak diambilnya,
  Sehingga merubah semua nasibnya. "

"Merasa kasihan kalau istri ikut menderita,
  Ingin membatalkan acara nikah,
  Setelah tahu mata calon istrinya telah buta,
  Tidak mengeluh, tetap menikahinya."

"Nasib miskin berubah menjadi kaya raya,
  Ketulusan hati mengharukan Tuhan kita,
  Buddha Chi Kung menyembuhkan mata istrinya,
  Suami istri membina diri, berhasil kembali ke Nirwana."



»»  READMORE...