Saturday, October 30, 2010

Cinta Sejati


Setelah cukup lama blog ini tidak aktif, kembali lagi saya akan mencoba untuk menghadirkan kisah motivasi dan inspiratif untuk kawan-kawan semua.

Beberapa hari yang lalu saya telah mem-posting beberapa kisah saduran. Dan kali ini saya akan menulis kisah lainnya.

Hmm, yuk kita sedikit berdongeng... berbicara tentang cinta...

Saya pernah bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah di dunia ini yang namanya cinta sejati itu ada?
Sejoli yang saling mencintai, bersedia melakukan apa saja untuk orang yang mereka cintai bukan karena ingin mengharapkan balasan cinta yang sama dari pasangannya. Melainkan karena ia tahu, inilah yang terbaik yang bisa ia berikan untuk kekasih yang disayanginya.

---

Di suatu masa terkisahlah sepasang merpati Geon dan Merri yang saling menyayangi dan mencintai satu sama lain. Masa muda mereka penuh dengan asmara yang menggebu-gebu, hingga keduanya tak dapat terpisahkan lagi. Menjelajahi langit biru bersama-sama, menapaki langkah-langkah kecil mereka di rimbunnya pepohonan.

Sepasang merpati yang menyayangi, tumbuh dewasa, melewatkan masa-masa indah bersama.

Namun pada suatu ketika, Merri si merpati betina mengalami kecelakaan saat ia terbang dan terjatuh dengan kepala lebih dahulu membentur tanah. Meskipun nyawanya masih bisa diselamatkan namun Merri terluka sangat parah.

Geon yang begitu sangat mencintai pasangannya ini, tak sedikitpun pernah meninggalkan sisi Merri. Dirawatnya dengan penuh cinta kasih, berharap suatu saat kekasihnya bisa kembali membuka mata, menemani dirinya bersenda gurau, mengarungi masa tua hingga maut memanggil dalam tidur yang tenang di rumah kecil mereka.

Tiap hari dia berdoa untuk kesembuhan Merri, asalkan kekasihnya bisa sembuh ia rela melakukan apa saja.

Tak disangka, Merri akhirnya kembali sadar. Betapa bahagianya Geon mengetahui hal ini. Tak di pedulikannya apapun yang terjadi, ia terus mengucap syukur, bersenandung riang meskipun ia tahu ketika Merri kembali tersadar dari sakitnya, ada sesuatu yang kini telah berbeda pada merpati betina itu.

Tahun berlalu...

Suatu hari dikala Geon tengah dalam perjalanan ke rumah, sayapnya tergores ranting pohon, hingga ia harus berobat. Setibanya di tempat dokter Owlie, ternyata ruangan praktek si burung hantu ini penuh dengan pasien-pasien lainnya. Beberapa perawat terlihat melayani antrian pasien. Geon melirik jam dinding yang terpasang di tiang kayu dekat tempatnya berdiri. Jam setengah satu.

'Sebentar lagi waktu makan siang' pikirnya. Namun kesibukan masih saja berlanjut di ruangan itu.

Seorang perawat yang baru saja selesai memasang perban di kaki salah satu pasien, memperhatikan tingkah laku Geon yang terlihat gelisah.

"Tuan, bisakah saya mencoba memeriksa luka anda?" sapanya pada Geon.

Seketika wajah merpati itu menjadi cerah. Dan perawat itu pun mulai memeriksa keadaan sayap Geon yang ternyata tidak begitu parah, hanya perlu sedikit diberi pengobatan.

Perawat yang kini mulai memasang perban mencoba memulai percakapan.

"Anda terlihat sangat gelisah, Tuan. Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiran anda?"

"Oh, sesungguhnya tak ada yang tengah menggangguku. Hanya saja aku memang tengah mengejar waktu." jawab Geon.

"Sebuah pertemuan penting rupanya menunggu anda?" tanya si perawat lagi.

Diceritakanlah tentang keadaan istrinya, Merri, yang sampai hari ini kondisinya belum juga pulih total semenjak kecelakaan bertahun-tahun yang lalu hingga ia masih harus terus dirawat di pondok perawatan hewan.

"Dan setiap hari aku menjenguknya untuk menemani istriku makan siang." tambah Geon pelan.

Perawat yang masih muda ini memandang Geon dengan pandangan kagum. "Begitu rupanya...", "... tapi apakah istri anda akan merasa sangat kecewa apabila untuk kali ini saja anda tidak datang menjenguknya?"

Geon menggeleng pelan sembari mencoba mengepak-ngepakkan sayapnya yang kini telah terbalut perban putih.

"Merri tidak lagi mengenaliku... Kecelakaan itu mengakibatkan fungsi otaknya melemah, tak tersimpan sedikitpun memori tentang diriku atau bahkan lingkungan sekitarnya. Saat ini benaknya bagaikan sebuah ruang kosong...", "... begitulah kata dokter yang menangani kasus Merri."

Penuh rasa terkejut si perawat kembali melontarkan pertanyaan, "Dan meskipun begitu anda tetap setia mendampingi dan mengunjunginya meskipun beliau tidak lagi mengingat tentang anda?"

"Merri, mungkin tidak lagi mengenal siapa diriku ini. Tapi aku tetap mengenalinya sebagai kekasih yang sangat aku cintai..." dengan tersenyum Geon mengucapkan terima kasih untuk perawatan yang di dapatnya, dan dia pun pamit meninggalkan si perawat yang tak lagi hanya memandang Geon penuh rasa kagum, melainkan takjub dengan besarnya cinta kasih yang dimiliki Geon.

Sosok merpati cinta...

---

Tapi bukankah cerita di atas hanyalah sebuah fabel? Dongeng belaka yang bisa dituliskan oleh siapapun. Sama sekali tak bisa dijadikan contoh untuk kita dong.

Baiklah... :)

Kalo begitu bagaimana dengan kisah cinta Bapak B.J. Habibie kepada almarhumah istrinya Ibu Ainun?

Kisah cinta fenomenal dimana seorang pria yang tak pernah meninggalkan sisi sang istri dimasa sakitnya. Tetap setia mendampingi Bu Ainun melawan sakit yang dideranya.
Seorang suami yang mengantarkan kepergian sang istri tercinta menghadap Khalik dengan kata-kata indahnya

“Saya dilahirkan untuk ibu Ainun, dan ibu Ainun dilahirkan untuk saya,”

Akankah kita juga menemukan cinta sejati seperti ini?


Author: Why


¤¤¤¤¤
»»  READMORE...

Thursday, October 28, 2010

Observasi


Pada tahun pertama perkuliahan, sekelompok mahasiswa kedokteran mengikuti kelas anatomi mereka yang pertama.
Mereka berkumpul mengelilingi meja bedah dimana terdapat tubuh seekor anjing yang telah mati.

Profesor memulai kelas dengan mengatakan bahwa ada dua kualitas penting yang harus dimiliki oleh seorang dokter.

"Pertama, JANGAN PERNAH MERASA JIJIK TERHADAP SEGALA HAL MENGENAI TUBUH."
Dan sebagai contoh, beliau pun memasukkan jarinya ke dalam mulut anjing tersebut dan kemudian mengecap sendiri dengan mulutnya.

Kemudian beliau meminta para mahasiswa untuk melakukan hal yang sama. Tentu saja mereka merasa ragu untuk beberapa saat. Namun pada akhirnya mahasiswa-mahasiswa tersebut mengikuti aksi sang Profesor, mereka memasukkan jari ke mulut anjing tersebut dan kemudian mengecap jari masing-masing.

Saat semua mahasiswa selesai melakukannya, Professor menatap murid-muridnya tersebut dan berkata:
"Kualitas penting kedua adalah OBSERVASI, saya memasukkan jari tengah ke dalam mulut anjing ini tetapi kemudian saya mengecap jari telunjuk saya."
"Nah sekarang, belajarlah untuk memperhatikan!!"


Kisah motivasi di atas ini cukup jenaka namun tersirat pula pesan moral yang dalam. Hidup itu sulit, setiap manusia di dunia ini pasti akan mengakui kebenaran hal ini. Namun yang mesti kita renungkan adalah, hidup ini akan lebih sulit lagi apabila kita tak pernah peduli dan memperhatikan keadaan.


¤¤¤¤¤
»»  READMORE...

Beaver - Pelajaran Tentang Kebulatan Tekad


Pernah tidak anda menyaksikan bagaimana seekor beaver bekerja? Jika belum, maka anda akan terkagum-kagum atas apa yang bisa mereka ajarkan pada kita tentang kesuksesan dalam suatu misi. Entah mereka sadari atau tidak, tapi beavers adalah pakar dalam hal mencapai tujuan. Mereka bisa melihat dan mengetahui bahwa untuk membawa sebuah pohon yang jauh lebih besar dari badan mereka sendiri adalah sangat tidak mungkin untuk dibawa dalam satu waktu, namun beaver tidak akan menyerah. Mereka bertekad untuk tetap membawa pohon untuk persediaan makanan meskipun mereka harus pulang balik membawa beberapa gigitan berulang-ulang.

Mereka memiliki tujuan yang jelas dalam pikiran mereka pada saat mengunyah batang pohon yang akan mereka bawa ke rumah mereka sedikit demi sedikit.

Dan saya yakin beberapa dari anda pun pernah mendengar tentang ditemukannya bendungan terbesar yang merupakan buatan beavers pada satu daerah di Alberta Utara. Bahkan saking besarnya bendungan ini, sehingga dapat terlihat dari antariksa. Bendungan yang menurut perkiraan dibangun sejak pertengahan tahun 1970 dan masih terus berlangsung hingga saat ini, menggambarkan bagaimana koloni beavers dengan kebulatan tekad mereka membuat satu atau lebih bendungan untuk menyediakan air yang tenang dan dalam untuk melindungi keluarga mereka terhadap serangan predator dan juga sebagai sarana mengapungkan makanan dan bahan bangunan untuk rumah mereka.

Dengan melihat bagaimana koloni beavers bekerja dapatnya kita menarik sebuah hikmah yang dalam. Bila anda ingin mencapai sesuatu tidak peduli apapun itu, menetapkan tujuan akan membuat anda tetap fokus pada hasil akhir. Mengetahui apa yang anda inginkan, dan menentukan dimana anda saat ini dalam kaitannya dengan hal yang anda inginkan. Dan saat anda mengetahui dimana anda sekarang, maka tetapkanlah tujuan dan tindakan yang anda butuhkan untuk mendapatkannya.

Dan sangat penting, jangan pernah berkecil hati jika anda tidak dapat mencapai tujuan tersebut. Telaah kembali dan pikirkan rencana atau tindakan-tindakan selanjutnya dan mulailah lagi mencapai tujuan akhir itu. Tetaplah fokus dan jangan biarkan gangguan-gangguan menguasai pikiran anda atau menggelincirkan anda dalam mengambil tindakan selanjutnya. Hal-hal sekecil apapun akan sangatlah mudah untuk melempar anda dari tujuan yang ingin anda capai, maka berhati-hatilah. Setiap tantangan yang tak terduga yang bermunculan dalam hidup anda hanya ada untuk menguji tekad anda dalam suatu perjalanan menuju kesuksesan.

Motivational Quote:
"Perbedaan antara hal yang mustahil dan hal yang mungkin, terletak pada tekad seseorang." Tommy Lasorda

Note:
Pada umumnya sebutan "Beaver" di Indonesia diartikan pada "Berang-berang", namun secara ilmiah "Beaver" dan "Berang-berang" adalah dua spesies binatang berbeda.

¤¤¤¤¤
»»  READMORE...

Si Jelek



Semua orang di kompleks apartemen saya tinggal tahu siapa si Jelek itu. Jelek adalah seekor kucing jantan. Jelek mencintai tiga hal di dunia ini: berjuang, makan sampah, dan cinta.

Ketiga hal-hal ini kemudian dikombinasikan dengan kehidupan, sangat berpengaruh terhadap Jelek. Kita memulai dengan, dia hanya memiliki satu mata, dan di mana mata yang lainnya hanyalah sebuah lubang menganga. Dia juga kehilangan telinga pada sisi yang sama, kaki kirinya terlihat seperti pernah mengalami luka patah yang parah, dan telah sembuh pada sudut yang tidak alami, sehingga membuatnya terlihat seakan-akan selalu seperti hendak berbelok.

Ekornya telah lama hilang, dan hanya menyisakan potongan terkecil. Si Jelek adalah kucing berbulu dengan garis abu-abu gelap, kecuali luka yang menutupi kepala, leher, dan bahkan bahunya dengan tebal, koreng yang menguning. Setiap kali seseorang melihat si Jelek hanya akan ada satu reaksi yang sama. "Kucing itu sangat JELEK!"

Semua anak-anak diperingatkan untuk tidak menyentuhnya, orang dewasa melempar batu ke arahnya, menyiramnya ketika ia mencoba datang ke rumah-rumah mereka, atau membanting pintu ketika ia tidak beranjak pergi. Jelek selalu memiliki reaksi yang sama. Jika Anda menyiramkan air padanya, ia akan berdiri di sana, basah kuyup sampai Anda menyerah dan berhenti. Jika Anda melemparkan sesuatu padanya, ia akan meringkukkan tubuh di sekitar kaki seakan memohon ampunan.

Setiap kali dia melihat anak-anak, dia akan datang berlari mengeong dengan tergila-gila dan menyundulkan kepalanya ke tangan mereka, mengemis akan cinta mereka. Jika seseorang mengangkatnya ia segera akan mulai mengisap di baju Anda, anting-anting, atau apa pun yang bisa ia temukan.

Suatu hari Jelek membagi kasih sayangnya dengan anak anjing tetangga. Tapi mereka tidak merespon baik, dan Jelek dianiaya dengan sangat parah. Dari apartemen saya, saya bisa mendengar jeritannya, dan saya mencoba untuk bergegas membantunya. Pada saat saya sampai di mana ia terbaring, tampak jelas kehidupan si Jelek yang menyedihkan hampir berakhir.

Jelek tergeletak di genangan air, kaki belakang dan punggung bawah memutar keluar dari bentuk seharusnya, tetes air mata mengalir di bulunya. Saat saya mengangkatnya dan berusaha untuk membawanya pulang, saya bisa mendengarnya mendesah dan terengah-engah, dan bisa merasakan dia tengah berjuang. "Saya pasti telah menyakitinya dengan sangat," pikir saya. Lalu saya merasakan tarikan yang saya kenal, sensasi hisapan di telinga saya.

Jelek, merasakan kesakitan yang teramat sangat, menderita dan sekarat namun ia berusaha mengisap telingaku. Saya menariknya lebih dekat, dan ia menabrak telapak tangan saya dengan kepalanya, lalu ia berbalik dan memandang dengan satu mata emasnya ke arah saya, dan saya bisa mendengar suara dengkurannya dengan jelas. Bahkan dalam rasa sakit terbesar, si kucing jelek dengan bekas luka itu berjuang untuk meminta kasih sayang sedikit saja, mungkin beberapa belas kasihan.

Pada saat itu saya pikir Jelek adalah makhluk yang paling indah yang pernah kulihat. Tak pernah sekali pun dia mencoba untuk menggigit atau mencakar saya, atau bahkan mencoba melarikan diri dari saya, atau meronta-ronta dengan cara apapun. Jelek hanya menatapku dan benar-benar percaya saya dapat menghilangkan rasa sakitnya.

Jelek meninggal dalam pelukanku sebelum saya bisa masuk ke dalam rumah, tapi saya duduk dan menggendongnya untuk waktu yang lama setelah itu, berpikir tentang bagaimana satu bekas luka, sedikit cacat bisa mengubah pendapat saya tentang apa arti dari kemurnian semangat, untuk mencintai dengan penuh dan sungguh-sungguh.

Jelek mengajarkan saya lebih tentang memberi dan kasih sayang daripada ajaran seribu buku, kuliah, atau talk show spesial, dan untuk itu saya akan selalu bersyukur. Dia telah terluka di luar, tapi saya telah terluka di dalam, dan sudah waktunya bagi saya untuk maju dan belajar untuk mencintai sungguh-sungguh dan mendalam.

Sudah waktunya untuk memberi kepada semua orang yang saya sayang. Banyak orang ingin menjadi kaya, lebih sukses, disukai, indah, cantik, tampan, tapi bagi saya, saya akan selalu berusaha menjadi seperti si Jelek. Tak kenal menyerah.

¤¤¤¤¤
»»  READMORE...

Wednesday, October 27, 2010

God's Ways


Suatu saat terdapat tiga buah pohon di sebuah bukit di hutan. Mereka membicarakan tentang harapan dan impian mereka saat pohon pertama berkata, "Suatu hari nanti aku berharap menjadi peti harta karun. Aku bisa diisi dengan emas, perak dan permata-permata yang berharga. Aku akan dihiasi dengan ukiran-ukiran yang rumit dan semua orang akan melihat keindahannya."
Kemudian pohon kedua berkata, "Suatu hari nanti aku akan menjadi sebuah kapal yang kuat. Aku akan membawa para raja dan ratu menyebrangi lautan dan berlayar ke penjuru dunia. Dan berkat kekuatan badanku, semua orang akan merasa aman."

Akhirnya pohon ketiga berkata, "Aku ingin tumbuh menjadi pohon tertinggi dan tegak di hutan. Orang-orang akan melihatku di atas bukit dan melihat ke cabang-cabangku, dan berpikir tentang langit dan Tuhan dan bagaimana begitu dekatnya diriku untuk menggapainya. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan orang akan selalu mengingat diriku..."

Setelah beberapa tahun berdoa agar impian mereka akan terkabul, sekelompok penebang kayu mendatangi pohon-pohon tersebut. Ketika seseorang datang ke pohon pertama ia berkata, "Pohon ini terlihat sangat kuat, sepertinya aku bisa menjualnya ke tukang kayu" ... dan ia mulai memotong. Pohon itu bahagia, karena ia tahu bahwa tukang kayu akan membuatnya menjadi peti harta karun.

Pada pohon kedua penebang berkata, "Ini terlihat seperti pohon yang kuat, aku akan menjualnya ke galangan kapal." Pohon kedua senang karena ia tahu ia sedang dalam perjalanan untuk menjadi sebuah kapal besar.

Ketika penebang yang lain datang ke pohon ketiga, pohon itu ketakutan karena ia tahu bahwa jika mereka memotongnya mimpi-mimpinya tidak akan terkabul. Salah satu penebang berkata, "Aku tidak perlu sesuatu yang istimewa dari pohon ini jadi aku akan menyimpannya saja", dan dia pun menebang pohon ketiga tersebut.

Ketika pohon pertama tiba di tukang kayu, ia dijadikan sebuah kotak pakan untuk hewan. Dia kemudian ditempatkan di lumbung dan diisi dengan jerami. Ini sama sekali berbeda dengan apa yang ia doakan. Pohon kedua dipotong dan dibuat menjadi sebuah perahu nelayan kecil. Mimpinya menjadi sebuah kapal yang perkasa dan membawa raja-raja telah berakhir. Pohon ketiga dipotong menjadi potongan besar dan ditinggalkan sendirian dalam gelap. Tahun-tahun berlalu, dan ketiga pohon tersebut lupa tentang mimpi mereka.

Kemudian suatu hari, seorang pria dan wanita datang ke lumbung. Dia melahirkan dan mereka menempatkan bayi di atas jerami dalam kotak pakan yang terbuat dari pohon pertama. Pria itu berharap bahwa ia bisa membuat boks untuk bayi. Pohon itu bisa merasakan pentingnya hal ini dan tahu bahwa mereka telah memegang harta terbesar sepanjang masa. Bertahun-tahun kemudian, sekelompok pria naik ke perahu nelayan yang dibuat dari pohon kedua. Salah satunya merasa lelah dan memilih untuk tidur. Sementara mereka berlayar, badai besar muncul dan pohon tersebut menganggap dirinya tidak cukup kuat untuk menjaga orang-orang ini agar tetap aman. Beberapa orang membangunkan si pria yang tertidur, dan dia berdiri lalu berkata "Perdamaian" dan badaipun berhenti. Pada saat ini, pohon itu tahu bahwa ia telah membawa Raja segala raja di perahunya.

Akhirnya, seseorang datang dan mengambil pohon ketiga. Ia dibawa melalui jalan-jalan berliku menuju puncak bukit. Ketika mereka tiba, beberapa orang memotong, memahat dan membangun sebuah rumah ibadah yang sederhana namun kokoh dari potongan kayu tersebut. Pohon itupun menyadari bahwa ia cukup kuat untuk berdiri di puncak bukit dan menjadi seperti dekat dengan Tuhan seperti yang dimungkinkan, karena ia telah menjadi salah satu rumahNya.

-

Moral dari cerita ini adalah bahwa ketika hal-hal tampaknya tidak berjalan seperti keinginan kita, selalu ingat bahwa Tuhan memiliki rencana untuk kita. Jika kita menempatkan kepercayaan kita pada-Nya, Ia akan memberikan hadiah terbaik. Masing-masing pohon mendapatkan apa yang mereka inginkan, hanya saja tidak dengan cara yang mereka bayangkan. Kita tidak selalu tahu apa rencana Tuhan bagi kita. Kita hanya tahu bahwa jalan-Nya bukanlah jalan kita, tapi jalan-Nya selalu yang terbaik.

Inspirational Quote:
“God moves in a mysterious way His wonders to perform; He plants His footsteps in the sea, and rides upon the storm.” – William Cowper

¤¤¤¤¤
»»  READMORE...