Blog Archive

Friday, December 30, 2011

SUNGAI

Suatu hari di dalam kelas sebuah sekolah, di tengah-tengah pelajaran, pak guru memberi sebuah pertanyaan kepada murid-muridnya : Anak- anak, jika suatu hari kita berjalan-jalan di suatu tempat, di depan kita terbentang sebuah sungai kecil, walaupun tidak telalu lebar tetapi airnya sangat keruh sehingga tidak diketahui berapa dalam sungai tersebut. Sedangkan satu-satunya jembatan yang ada untuk menyeberangi sungai, tampak di kejauhan berjarak kira-kira setengah kilometer dari tempat kita berdiri. Pertanyaan saya adalah, apa yang akan kalian perbuat untuk menyeberangi sungai tersebut dengan cepat dan selamat? Pikirkan baik-baik, jangan sembarangan menjawab. Jawablah dengan memberi alasan kenapa kalian memilih jalan itu. Tuliskan jawaban kalian di selembar kertas. Kita akan diskusikan setelah ini. Seisi kelas segera ramai, masing-masing anak memberi jawaban yang beragam. Setelah beberapa saat menunggu murid-murid menjawab di kertas, pak guru segera mengumpulkan kertas dan mulailah acara diskusi. Ada sekelompok anak pemberani yang menjawab: kumpulkan tenaga dan keberanian, ambil ancang-ancang dan lompat ke seberang sungai. Ada yang menjawab, kami akan langsung terjun ke sungai dan berenang sampai ke seberang. Kelompok yang lain menjawab : Kami akan mencari sebatang tongkat panjang untuk membantu menyeberang dengan tenaga lontaran dari tongkat tersebut. Dan ada pula yang menjawab : Saya akan berlari secepatnya ke jembatan dan menyeberangi sungai, walaupun agak lama karena jarak yang cukup jauh, tetapi lari dan menyeberang melalui jembatan adalah yang paling aman. Setelah mendengar semua jawaban anak-anak, pak guru berkata, ”Bagus sekali jawaban kalian. Yang menjawab melompat ke seberang, berarti kalian mempunyai semangat berani mencoba. Yang menjawab turun ke air berarti kalian mengutamakan praktek. Yang memakai tongkat berarti kalian pintar memakai unsur dari luar untuk sampai ke tujuan. Sedangkan yang berlari ke jembatan untuk menyeberang berarti kalian lebih mengutamakan keamanan. Bapak senang kalian memiliki alasan atas jawaban itu. Semua jalan yang kalian tempuh adalah positif dan baik selama kalian tahu tujuan yang hendak dicapai. Asalkan kalian mau berusaha dengan keras, tahu target yang hendak dicapai, tidak akan lari gunung di kejar, pasti tujuan kalian akan tercapai. Pesan bapak, mulai dari sekarang dan sampai kapanpun, Kalian harus lebih rajin belajar dan berusaha menghadapi setiap masalah yang muncul agar berhasil sampai ke tempat tujuan”. Dalam kenyataan hidup, kita semua sebagai manusia selalu mempunyai masalah atau problem yang harus di hadapi, selama kita tidak melarikan diri dari masalah, dan sadar bahwa semua masalah dan rintangan itu harus diatasi, melalui pola pikir dan cara2 yang positif serta keberanian kita menghadapi semua itu, tentu hasilnya akan maksimal. Hanya dengan action dan belajar, belajar dan action lagi. Manusia baru bisa mencapai pertumbuhan mental yang sehat dan meraih kesuksesan seperti yang di idam idamkan!
»»  READMORE...

Thursday, December 29, 2011

MY LAST LOVE (kisah cinta gadis lumpuh dan pria penderita HIV)

Dalam hidupku, aku mungkin terlahir sebagai gadis yang paling dicintai Tuhan, sejak kecil, aku kehilangan ayahku karena sebuah kecelakaan. Ibu berjuang membesarkanku dengan mencuci pakaian hingga akhirnya beliau memiliki toko Laundry. Ketika usiaku 22 dan tumbuh sebagai gadis yang normal serta memiliki seorang kekasih yang hendak menikahiku, Sebuah kecelakaan menghancurkan segalanya. Aku kehilangan kedua kakiku yang lumpuh dan kekasihku walau tidak pernah mengatakan pisah padaku, takdir membuatku sadar kami harus berpisah karena aku bukanlah gadis yang diharapkan menjadi menantu keluarganya, karena mereka menyebutku gadis cacat. Walaupun aku cacat, aku tidak pernah menyerah terhadap hidupku. Aku tidak dendam terhadap orang yang telah membuatku cacat, walau ia menghilang setelah kejadian itu. Hingga seorang pria yang begitu mencintaiku datang, ia menerima keadaanku yang cacat. Namanya Martin, ia pria tampan yang begitu sederhana dalam hidupku. Walaupun aku cacat, ia berjuang untuk hidupku. Menjadi pria yang menjaga dan melindungiku. Kadang aku sampai bertanya? Apa yang membuatnya begitu mencintaiku, rela menghabiskan waktu dan uangnya hanya untuk membuatku yakin.
Kalau aku akan sembuh dan normal pada suatu saat nanti.

Suatu hari ia memberitahuku, ia memikili seorang dokter yang dapat menyembuhkanku, ia memintaku ikut dengannya ke Amerika. Aku awalnya berpikir ini mustahil, tapi berkat kuasa Tuhan dan Doa ibuku, akhirnya aku benar-benar sembuh walaupun tidak bisa berlari, setidaknya aku masih bisa berjalan tanpa kursi roda yang sudah bersamaku beberapa tahun belakangan ini. Aku pikir aku akan menjadi gadis paling bahagia, setelah Martin melamarku tepat di hari Valentine. Aku menerimanya, kami menikah dan hidup bahagia tapi tidak untuk Martin, ia terusir dari keluarga dan materi yang biasa ia dapatkan sebagai anak orang kaya.

Martin pria yang sangat bekerja keras, walau tanpa uang dari ayahnya, ia mampu berkerja apapun sebagai suami. tapi 6 bulan setelah pernikahan kami saat aku hamil 3 bulan. Ia tiba-tiba pingsan dihadapanku. Ia Nampak tidak sehat sehabis pulang bekerja. Karena cemas aku membawanya ke rumah sakit. Dan betapa hancurnya hatiku, saat dokter berkata kalau suamiku terjangkit virus HIV. Aku menangis, menunggu saat yang tepat untuk bertanya kepada suamiku, mengapa penyakit itu bisa ada dalam hidupnya. Tapi hal itu tidak pernah aku tanyakan, karena lebih baik aku berpikir untuk fokus menyembuhkan dirinya dari penyakit paru-paru basah miliknya, karena ia bekerja sebagai pelatih renang dan itu lah penyebab paru-parunya penuh air.

Martin, tanpa aku bilang tentang penyakitnya, ia sudah tau apa yang ada di dalam tubuhnya. Aku tau ia cemas, bayi yang kami kandung. Mungkin ataupun aku, bisa terjangkit virus yang sama dengannya. Tapi sebagai istri, aku berusaha kuat, walaupun aku cemas terhadap hasil akhir tes darah yang akan diberikan dokter tentang kondisi tubuhku. Beberapa hari kemudian, hasil tes mengatakan aku ataupun bayi di perutku tidak terjankit dan aku bersyukur melewati cobaan ini.

Tanpa alasan yang aku mengerti, tiba-tiba kondisi Martin begitu genting dan darurat. Dokter mengatakan, terjadi kompilasi penyakit kuning dan rusaknya paru-paru. Aku menangis, memikirkan keadaan suamiku. Ia menatapku, membesarkan hatiku. Tapi aku bisa melihat ada sesuatu di hatinya yang hendak ia katakan padaku. Dokter mengatakan padaku, kalau kondisi suamiku mungkin sulit disembuhkan dan mereka menyarankan aku mencari pengobatan di Singapura. Aku pun menawarkan suamiku. Tapi ia menolak, ia meminta di rawat di sini. Aku hanya terdiam, aku tau, ia tidak ingin dibantah dan aku hanya bisa berdoa kepadanya agar Tuhan memberikan mujizat.

Sampai suatu hari, aku mulai mendapatkan kejujuran dari suamiku, tentang hidupnya. Sebuah misteri yang tak pernah aku tau. Ia mengatakan kalimat maaf setiap hari hingga 7 hari dengan berbagai hal yang sulit kupahami.

Hari pertama, ia bicara padaku

“ Angel, aku ingin mengatakan sebuah kejujuran dalam hidupku. Hal pertama yang ingin kukatakan padamu, aku tau aku terjankit virus HIV Sejak 1 bulan setelah pernikahan kita, aku minta maaf padamu, mungkin ini dosaku, di masa mudaku, hidup terlalu bebas dan kini menerima akibatnya ”

Aku hanya tersenyum dan berkata.

“ Tidak apa Martin, karena semua sudah menjadi jalannya. Aku ataupun bayi yang sedang kita kandung sehat negative dari virus HIV, janganlah kamu merasa bersalah. ”

Hari kedua, ia kembali bicara padaku.

“ Angel, aku ingin mengatakan kejujuran kedua dalam hidupku. Aku adalah orang yang membuatmu cacat dan pelaku dari tabrak lari yang membuatmu lumpuh. Maafkan aku..”

Aku shock, aku sadar memang terlintas Martin adalah pelaku yang membuatku cacat, tapi aku pun bisa menerima keadaan itu.

“ Aku tau sejak awal kamu adalah orang yang membuatku cacat, tapi aku bisa mengerti. Aku sadar kamu begitu menyesali kejadian itu, kamu hadir dalam hidupku, begitu bersemangat membuatku sembuh. Itu sudah membuktikan kalau kamu merasa menyesal dan bertanggung jawab”

“ Aku terpaksa melakukan itu, lari dari tanggung jawab. Karena orang tuaku tidak mau di penjara dan memintaku lari keluar negeri, setelah aku bisa kembali,aku pun mencarimu, melihatmu dengan keadaan lumpuh, aku sungguh berdosa. Aku memohon maaf atas ketidakjujuran selama ini.”

“ Lupakan saja Martin, aku sudah memaafkanmu sejak kamu berani muncul padaku. Aku bahagia dengan semua ini, janganlah merasa bersalah..”

Martin hanya tertunduk walaupun ia masih berasa bersalah. Hari ketiga ia pun bertanya padaku.

“ Angel andai aku sembuh, maukah hidup denganku sebagai pria HIV, apakah kau tidak takut padaku?”

Aku menjawab dengan hatiku yang tulus.

“ Martin, ketika aku disebut gadis cacat, kamulah orang yang selalu melindungiku, mengendongku saat aku tidak bisa menaiki tangga, menikahi gadis cacat sepertiku, bahkan menghabiskan uang yang banyak untuk kesembuhan hidupku, berpisah dengan kelurgamu. Kamu menerima aku sebagai gadis cacat, itu adalah kebesaran hidup yang paling indah buatku, sekarang kalaupun sakit, biarkanlah aku menjaga dan merawatmu, dengan cinta yang sama saat kau berikan padaku yang cacat”

Martin menangis mendengarkan itu, aku pun menangis, ia bahkan sampai diusir dari keluarganya karena menikah denganku. Ayahnya orang kaya, tidak akan sudi memanggilku menantu.Karena aku cacat saat dulu.

Hari keempat ia kembali bicara padaku, wajahnya semakin pucat. Aku tau, kondisinya memburuk.

“ Angel bersediakah kau pergi menemui keluargaku, menyampaikan permohonan maafku, kepada ayah, ibu dan adikku,memberitahukan kepada mereka, kalau kau sedang mengandung cucu mereka.?”

Aku tau ini jawaban yang sulit, tapi aku pun menyanggupi, aku tau mereka akan menolakku atau bahkan mengusirku tapi demi Martin, aku berjuang untuk menyampaikan pesan suamiku. Aku tiba dirumah mereka, menekan bel. Ibunya menyambutku dengan kalimat “ Gadis cacat tidak tau malu, “ aku tetap menaruh senyumku. Ayahnya muncul tapi hanya memperhatikanku sambil berkata” Mau apalagi? Sudah cukup mengambil putraku? Apalagi yang kurang?”

Aku dengan tenang berkata, “ Ayah dan ibu, saat ini Martin terbaring sakit, ia memintaku untuk datang pada kalian. Walaupun aku tau, sulit untuk kalian menerimaku, tapi setidaknya biarkanlah aku memohon kepada kalian untuk melihat Martin, ia ingin berjumpa dengan kalian. Kalaupun kalian tidak sudi untuk itu, aku ingin kalian tau, Martin memohon Maaf kepada kalian, andai kata ia tidak menjadi anak yang berbakti. Aku sedang hamil dan beberapa bulan lagi akan melahirkan. Setidaknya izinkan cucumu ini kelak menemuimu dan memanggilku kakek dan nenek.”

Aku pergi dengan berlinang air mata, ayah dan ibu Martin tidak menjawab apapun. Aku sedih dan menghampiri Martin, mengatakan semua yang sudah kulakukan. Ia membelai kepalaku, membesarkan hatiku dan berkata kalau kelak ayah dan ibunya akan menerima aku dan cucunya.

Hari ke lima, Martin kembali bicara padaku.

“ Angel, bolehkah kau membuatkanku makanan yang ingin sekali kumakan?”

“ Makanan apa Martin.”

“ Sejak menikah denganmu, aku paling suka masakan sayur lodeh buatanmu. Bisakah kau membuatkanku itu?”

“ Aku akan buatkan untukmu.”

Aku pulang ke rumahku, dengan wajah penuh kesedihan. Aku sadar, ibuku pernah berkata, bila seseorang meminta makanan yang hendak ia makan, artinya cepat atau lambat, makanan itu akan menjadi makanan terakhir yang ia makan. Sejak kecil ia terbiasa makanan mewah, hidup bersamaku dengan makanan kampung membuatnya lebih bahagia. Dengan penuh kesedihan aku membuatku makanan itu, membawanya kepada Martin. Ia menyantapnya dengan lahap, padahal ia tidak pernah mau makan beberapa hari terakhir karena merasa tidak nafsu makan.

Hari ke enam menjelang hari ketujuh.

Martin membelai perutku yang mulai membesar, dan bertanya.

“ Apakah kamu tau, apa jenis kelamin bayi kita?”

“ Kata dokter, ia akan menjadi anak perempuan.”

“ Aku senang, aku boleh memohon padamu Angel?”

“ Katakan Martin..’

“ Berikan nama anak kita Angel, seperti namamu, karena namamu begitu indah terdengar. Bersediakah kau lakukan itu untukku.”

Aku menahan tangisku, aku pun menyanggupi permohonan Martin. Ia mulai merasa tak kuat menahan rasa sakitnya. Terkadang aku sedih melihatnya saat kesakitan, tapi aku tak bisa melakukan apapun selain berdoa agar dirinya lekas lepas dari penderitaan begitu berat baginya.keesokan harinya, hari paling berduka dalam hidupku. Hari yang tak akan pernah terlupa dalam hidupku. Martin tiba-tiba meminta dokter memanggilku dan bicara padaku.

“ Angel, kau harus tau, hidupku mungkin singkat di dunia ini. Tapi di dalam hidupku hanya tersimpan dua hal yang akan pernah kulupakan. Hal pertama adalah saat aku pertama kali jatuh cinta padamu, dan kedua, saat aku bisa melihatmu berjalan. Andai aku kelak tak ada lagi, berjanjilah padaku, merawat anak kita hingga menjadi anak yang berbakti, berikah kasih sayang yang tak sempat kuberikan padanya. Dan katakan padanya, aku sangat mencintainya..”

“ Kenapa kamu bicara seperti itu Martin, kamu jangan tinggalkan aku.. aku tidak bisa hidup tanpamu?” kekuatan hatiku hilang saat itu untuk tegar.

“ Kamu adalah gadis kuat, aku percaya kamu akan bertahan dan berjanji hidup untukku..”

“ Aku takut..”

“ Berjanjilah, padaku..”

Dengan berat hati aku berjanji padanya. Saat itulah aku melihatnya pergi terakhir kalinya dalam hidupku. 7 Hal yang ia katakan sebelum pergi menyadarkan aku betapa ia sangat berarti dalam hidupku. Betapa dia adalah orang yang telah membuatku hidup sebagai gadis kuat yang mampu bertahan dari cobaan berat dalam hidupku.Martin pun meninggal dengan membawa kenangan terindah dalam hidupku.

Kutaburkan abu hidupnya yang terakhir di laut, kujanjikan masa depan anak kami untuk mengenangnya.Ia mungkin pergi dalam hidupku, tapi ia mengajarkan kepadaku arti cinta sesungguhnya. Arti cinta dan pengorbanan bagi dirinya. Cinta yang membuatnya kehilangan segalanya. Harta dan keluarganya, tapi tidak kebesaran hatinya untukku.

Semoga saja kisahku ini menjadi kekuatan kalian untuk memberikan arti cinta tanpa berharap balasan yang tidak bisa dihargai dengan uang ataupun berlian sekalipun.

Tamat.

Kisah ini terdapat dalam novel Agnes Davonar berjudul MY LAST LOVE.
Novel telah terbit seharga 35.000 Rupiah tebal 380 Hal. Kisah inspiratif yang diangkat dari kisah perjuangan cinta dan membuat anda mengerti arti cinta sesungguhnya dalam hidup. Dapatkan buku ini di seluruh toko buku Indonesia
»»  READMORE...

Wednesday, December 28, 2011

PERSATUAN

Alkisah, di sebuah kerajaan yang subur makmur, raja dicintai rakyatnya karena memerintah dengan bijaksana, sehingga rakyat hidup aman dan sejahtera. Raja banyak mempunyai putra dan putri, namun sayang, sejak kecil mereka tidak pernah akur. Dari bertengkar mulut hingga beradu fisik sering terjadi di antara mereka. Raja sangat gelisah dan tidak tenang memikirkan ketidakakuran anak-anaknya. Bila tercerai- berai karena tidak akur bagaimana jika harus bertempur melawan musuh, begitu pikir sang raja. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberi pengertian kepada anak-anaknya agar jangan hanya memikirkan diri sendiri. Raja sangat menginginkan mereka akur sehingga bisa bahu-membahu jika menghadapi serangan dari luar, serta agar bisa memberi contoh rakyatnya hidup rukun di negeri sendiri. Suatu hari, saat berkumpul di meja makan, sebelum acara makan dimulai, raja memerintahkan kepada mereka: ”Anakku, ambillah sebatang sumpit di depan kalian dan coba patahkan.” Walaupun heran dengan perintah sang ayah, mereka segera mematuhinya dan mematahkan sumpit itu dengan mudah. Kemudian, raja meminta sumpit tambahan kepada pelayan. ”Sekarang, patahkan sepasang sumpit di depan kalian itu.” Kembali mereka dengan senang hati memamerkan kekuatan fisik masing-masing dan segera patahlah sepasang sumpit tersebut. Raja kemudian kembali meminta sumpit tambahan dan memerintahkan anak- anaknya mematahkan sumpit yang kali ini ada tiga batang. Dengan susah payah, ada yang berhasil mematahkan, namun ada juga yang akhirnya menyerah. Salah seorang dari mereka lantas bertanya: ”Ayah, mengapa kami harus mematahkan sumpit-sumpit ini dari satu batang hingga tiga batang. Untuk apa semua ini?” ”Pertanyaan bagus anakku. Sumpit-sumpit adalah sebuah perlambang kekuatan. Jika satu batang mudah dipatahkan, maka jika beberapa batang sumpit disatukan, tidak akan mudah untuk dipatahkan. Sama seperti kalian. Bila mau bersatu, maka tidak akan ada pihak luar atau musuh yang akan mengalahkan kita. Tapi bila kekuatan kita tercerai berai, maka musuh akan mudah mengalahkan kita.Ayah ingin kalian bersatu, bersama-sama membangun negara dan rakyat negeri ini. Jika kita mampu menjaga kekompakan dan memberi contoh kepada seluruh rakyat negri ini, maka kerajaan kita pasti akan tetap sejahtera dan semakin makmur,”jelas sang raja. ”Anak-anakku, usia ayah sudah lanjut. Kini saatnya ayah titipkan kerajaan ini ke tangan kalian semua. Ayah percaya kalian akan mampu menyelesaikan masalah di negeri ini bila kalian bersatu.” Untuk membangun komunitas baik keluarga, perusahaan, pemerintah, ataupun komunitas-komunitas lainnya,mutlak diperlukan semangat kekompakan, kebersamaan, dan persatuan. Seperti sebuah pepatah tiongkok kuno yang mengatakan,”Bersatu adalah kekuatan". Tanpa kekompakan akan mudah retak rapuh dan tercerai berai.” Adanya persatuan yang dibangun berlandaskan pengertian dan kepercayaan antarpribadi, akan memunculkan kekuatan sinergi yang solid dan mantap.Dengan modal tersebut,sebuah komunitas akan bisa berkembang menuju keberhasilan yang mengagumkan.
»»  READMORE...

KEHIDUPAN

Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya. ”Om beli bunga Om.” ”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya. ”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil. Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.” Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan sipemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. ”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.” Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu. Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangkan.
»»  READMORE...

Tuesday, December 27, 2011

SUKSES

Di sebuah sekolah, seorang guru mendapat pertanyaan dari salah seorang muridnya yang paling kritis. “Guru, apakah kami semua nanti bisa sukses?” Sang guru tersenyum mendengar pertanyaan itu. Tak lama, ia mengeluarkan uang senilai seratus ribu dari kantongnya. “Hayoo, siapa yang mau uang ini?” Semua anak berebutan mengacungkan tangannya. Uang senilai itu bagi mereka sangat besar. Tiba-tiba, sang guru melipat- lipat dan meremas uang itu hingga kucel dan tidak karuan bentuknya. Ia pun berujar lagi, ”Hayoo, siapa yang mau uang ini?” Walaupun merasa
heran dengan kelakuan gurunya, murid-murid tidak peduli, mereka kembali mengacungkan jarinya, sambil berteriak Saya..saya..saya..” Semua serempak mengajukan diri untuk mendapatkan uang itu. Melihat antusiasme muridnya, sang guru kemudian menjatuhkan uang tersebut ke lantai dan menginjak-injak uang itu hingga kecil, tidak karuan dan kotor. Mendapati gurunya melakukan hal itu pada uang tersebut, sebagian murid melongo. Mereka tak tahu apa maksudnya sang guru menginjak-injak uang yang nilainya sangat besar bagi mereka itu. Guru pun kembali bertanya, ”Hayoo, siapa yang masih menginginkan uang ini?” Ternyata, meski uang itu menjadi jelek, kumal dan bahkan bercampur sedikit lumpur yang berasal dari injakan sepatu guru, masih banyak murid yang antusias mendapatkan uang tersebut. ”Aku guru..aku..” ”Kalian tetap saja mau dengan uang ini? Kalian tidak melihat betapa uang ini sangat kucel, jelek, kumal dan bau?” ”Jelek itu kan hanya bentuknya saja guru. Tetapi saja uang itu nilainya seratus ribu,”jawab murid-murid yang tetap antusias meminta gurunya memberikan uang itu. Sang guru pun kemudian berujar, ”Kalian benar. Meskipun sudah tidak karuan bentuknya, uang itu tetap berharga dan kalian tetap ingin memilikinya. Nah, jika tadi ada pertanyaan, apakah semua bisa sukses? Jawabannya sama seperti nilai uang ini. Dalam proses menuju ke arah kesuksesan, kalian pasti akan mengalami berbagai ujian dan cobaan,mungkin mengalami jatuh, diinjak, dan dilecehkan. Walaupun begitu, nilai diri kalian tidak akan berubah. Semua tergantung kalian sendiri, bisa menjaga nilai yang ada dalam diri kalian atau tidak. Jika kalian mampu menghargai diri sendiri dan menentukan nilai diri, dengan keyakinan, kerja keras dan semangat pantang menyerah, maka sukses pasti kalian dapatkan.” Tak peduli berbagai ujian, cobaan, halangan, dan tantangan yang menghadang, jika kita punya satu nilai dalam keyakinan dalam diri, bahwa sukses adalah hak saya, maka jalan kesuksesan pasti akan selalu terbuka. Karena itu, seberat apapun perjuangan yang kita lakukan, seganas apapun padang gurun yang kita harus lewati, setinggi apapun gunung yang akan kita daki, seluas apapun samudra yang kita seberangi, tetaplah pelihara semangat ”Success is my right!” Tanamkan dalam diri,dan teruslah bekerja keras untuk mewujudkan semua mimpi. Harta tak ternilai itu ada dalam diri Anda. Perjuangkan!!!
»»  READMORE...

SALAH PERSEPSI

Dikisahkan, di sebuah dusun tinggallah keluarga petani yang memiliki seorang anak masih bayi. Keluarga itu memelihara seekor anjing yang dipelihara sejak masih kecil. Anjing itu pandai, setia, dan rajin membantu si petani. Dia bisa menjaga rumah bila majikannya pergi, mengusir burung-burung disawah dan menangkap tikus yang berkeliaran di sekitar rumah mereka. Si petani dan istrinya sangat menyayangi anjing tersebut. Suatu hari, si petani harus menjual hasil panennya ke kota. Karena beban berat yang harus di bawanya, dia meminta istrinya ikut serta untuk membantu,agar secepatnya menyelesaikan enjualan dan sesegera mungkin pulang ke rumah. Si bayi di tinggal tertidur lelap di ayunan dan dipercayakan di bawah penjagaan anjing mereka. Menjelang malam setiba di dekat rumah, si anjing berlari menyongsong kedatangan majikannya dengan menyalak keras berulang-ulang, melompat-lompat dan berputar-putar, tidak seperti biasanya. Suami istri itu pun heran dan merasa tidak tenang menyaksikan ulah si anjing yang tidak biasa. Dan Betapa kagetnya mereka, setelah berhasil menenangkan anjingnya…astaga, ternyata moncong si anjing berlumuran darah segar. “Lihat pak! Moncong anjing kita berlumuran darah! Pasti telah terjadi sesuatu pada anak kita!” teriak si ibu histeris, ketakutan, dan mulai terisak menangis. “Ha…benar! Kurang ajar kau anjing! Kau apakan anakku? Pasti telah kau makan!” si petani ikut berteriak panik. Dengan penuh kemarahan, si petani spontan meraih sebuah kayu dan secepat kilat memukuli si anjing itu dan mengenai bagian kepalanya. Anjing itu terdiam sejenak. Tak lama dia menggelepar kesakitan, memekik perlahan dan dari matanya tampak tetesan airmata, sebelum kemudian ia terdiam untuk selamanya. Bergegas kedua suami istri itu pun berlari masuk ke dalam rumah. Begitu tiba di kamar, tampak anak mereka masih tertidur lelap di ayunan dengan damai. Sedangkan di bawah ayunan tergeletak bangkai seekor ular besar dengan darah berceceran bekas gigitan. Mereka pun segera sadar bahwa darah yang menempel di moncong anjing tadi adalah darah ular yang hendak memangsa anak mereka. Perasaan sesal segera mendera. Kesalahan fatal telah mereka lakukan. Emosi kemarahan yang tidak terkendali telah membunuh anjing setia yg mereka sayangi. Tentu, penyesalan mereka tidak akan membuat anjing kesayangan itu hidup kembali. Sungguh mengenaskan. Gara-gara emosi dan kemarahan yang membabi buta dari ulah manusia, seekor anjing setia yang telah membantu dan membela majikannya, harus mati secara tragis. Saya rasa demikian pula di kehidupan ini. Begitu banyak permasalahan, pertikaian, perselisihan bahkan peperangan, muncul dari emosi yang tidak terkontrol. Karena itu, saya sangat setuju dengan kata-kata: ”Jangan mengambil keputusan apapun disaat emosi sedang melanda.” Sebab, bila itu yang dilakukan, bisa fatal akibatnya. Sungguh, kita butuh belajar dan melatih diri agar disaat emosi, kita mampu mengendalikan diri secara sabar dan bijak.
»»  READMORE...

Sunday, December 25, 2011

LOYALITAS

Seorang pemuda karyawan sebuah kantor sering mengeluhkan tentang karirnya.Ia merasakan bahwa setiap kali bekerja,tidak mendapatkan kepuasan. Karirnya sulit naik, Gaji yang didapat pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena itu ia pun sering berpindah-pindah tempat kerja. Ia berharap, dengan cara itu ia bisa memperoleh pekerjaan yang memberikannnya kepuasan, dari segi karir, maupun gaji. Setelah sekian lama ia berganti pekerjaan, bukannya kepuasan yang ia dapat, namun justru sering muncul penyesalan. Setiap kali pindah pekerjaan, ia merasa menjumpai banyak kendala. Dan, begitu seterusnya. Suatu ketika, pemuda itu berjumpa dengan kawan lamanya. Kawan lama itu sudah menduduki posisi direktur muda di sebuah perusahaan. Pemuda itu pun lantas bertanya, bagaimana caranya si kawan bisa memperoleh kedudukan yang tinggi dengan waktu yang relative cepat. "Kamu dekat dengan bosmu ya?" Tanya si pemuda penasaran. Kawan lamanya itu hanya tersenyum. Ia tahu, si pemuda curiga padanya bahwa posisi saat ini dikarenakan faktor koneksi. "Memang, aku dekat dengan bos aku." Jawab kawan itu, "Tapi aku juga dekat dengan semua orang di kantorku. Bahkan, sebenarnya aku berhubungan dekat dengan semua orang, baik dari yang paling bawah sampai paling atas. Kamu curiga ya? Aku bernepotisme karena bisa menduduki posisi tinggi dalam waktu cepat?" Dengan malu, pemuda itu segera meminta maaf, "Bukan itu maksud aku. Aku sebenarnya kagum dengan kamu. Masih seusia aku, tapi punya prestasi yang luar biasa sehingga bisa jadi direktur muda." Setelah menceritakan keadaannya sendiri, si pemuda kembali bertanya, “Kawan, apa sih sebenarnya rahasia sukses kamu?” Dengan tersenyum bijak si kawan menjawab, "Aku tak punya rahasia apapun. Yang kulakukan adalah mengaktualisasikan diriku atau fokus pada kekuatan yang aku punyai, dan berusaha mengurangi kelemahan-kelemahan yang aku miliki. Itu saja yang kulakukan. Mudahkan?" "Maksudmu bagaimana?" "Aku pun sebenarnya pernah mengalami hal yang sama denganmu, merasa jenuh dengan pekerjaan yang ada dan juga tak bisa naik jabatan. Namun, suatu ketika, aku menemukan bahwa ternyata aku punya kemampuan lebih di bidang pemasaran. Maka, aku pun mencoba untuk fokus di bidang pemasaran. Aku menikmati bertemu dengan banyak orang. Selain itu, aku pun mencoba terus belajar untuk mengusir kejenuhan pada pekerjaan. Dan, inilah yang aku dapatkan.”
»»  READMORE...

ANAK PEMALAS

Dikisahkan, sebuah keluarga mempunyai anak semata wayang. Ayah dan ibu sibuk bekerja dan cenderung memanjakan si anak dengan berbagai fasilitas. Hal tersebut membuat si anak tumbuh menjadi anak yang manja, malas, dan pandai berdalih untuk menghindari segala macam tanggung jawab. Setiap kali si ibu menyuruh membersihkan kamar atau sepatunya sendiri, ia dengan segera menjawab, "Aaaah Ibu. Kan ada si bibi yang bisa mengerjakan semua itu. Lagian, untuk apa dibersihkan, toh nanti kotor lagi." Demikian pula jika diminta untuk membantu membersihkan rumah atau tugas lain saat si pembantu pulang, anak itu selalu berdalih dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal. Ayah dan ibu sangat kecewa dan sedih melihat kelakuan anak tunggal mereka. Walaupun tahu bahwa seringnya memanjakan anaklah yang menjadi penyebab sang anak berbuat demikian. Mereka pun kemudian berpikir keras, bagaimana cara merubah sikap si anak? Mereka pun berniat memberi pelajaran kepada anak tersebut. Suatu hari, atas kesepakatan bersama, uang saku yang rutin diterima setiap hari, pagi itu tidak diberikan. Si anak pun segera protes dengan kata-kata kasar, "Mengapa Papa tidak memberiku uang saku? Mau aku mati kelaparan di sekolah ya?" Sambil tersenyum si ayah menjawab, "Untuk apa uang saku, toh nanti habis lagi?"Demikian pula saat sarapan pagi, dia duduk di meja makan tetapi tidak ada makanan yang tersedia. Anak itu pun kembali berteriak protes, "Ma, lapar nih. Mana makanannya? Aku buru-buru mau ke sekolah." "Untuk apa makan? Toh nanti lapar lagi?" jawab si ibu tenang. Sambil kebingungan, si anak berangkat ke sekolah tanpa bekal uang dan perut kosong. Seharian di sekolah, dia merasa tersiksa, tidak bisa berkonsentrasi karena lapar dan jengkel. Dia merasa kalau orangtuanya sekarang sudah tidak lagi menyayanginya. Pada malam hari, sambil menyiapkan makan malam, sang ibu berkata, "Anakku. Saat akan makan, kita harus menyiapkan makanan di dapur. Setelah itu, ada tanggung jawab untuk membersihkan perlengkapan kotor. Tidak ada alasan untuk tidak mengerjakannya dan akan terus begitu selama kita harus makan untuk kelangsungan hidup. Sekarang makan, besok juga makan lagi. Hari ini mandi, nanti kotor, dan harus juga mandi lagi. Hidup adalah rangkaian tanggung jawab, setiap hari harus mengulangi hal-hal baik. Jangan berdalih, tidak mau melakukan ini itu karena dorongan kemalasan kamu. Ibu harap kamu mengerti." Si anak menganggukkan kepala, "Ya Ayah-Ibu, saya mulai mengerti. Saya juga berjanji untuk tidak akan mengulangi lagi."
»»  READMORE...

Friday, December 23, 2011

PERGAULAN YG MENENTUKAN NASIB KITA

Ada tertulis siapa bergaul dgn orang bijak menjadi bijak tetapi siapa berteman dgn orang bebal menjadi malang..

Karena tdk mampu berenang, seekor Kalajengking suatu hari meminta seekor kura-kura agar memberinya tumpangan di punggung utk menyeberangi sungai. “Apa kamu gila?” teriak Kura-kura itu. “Kamu akan menyengatku pada saat aku berenang dan aku akan tenggelam”.

Kalajengking itu tertawa sambil menjawab, “Kura-kura yg baik, jika aku menyengatmu, engkau akan tenggelam dan aku akan ikut bersamamu. Kalau begitu, apa gunanya? Aku tdk akan menyengatmu karena ini berarti kematianku sendiri!”

Utk beberapa saat, Kura-kura itu berpikir tentang logika dari jawaban tsb. Akhirnya dia berkata, “Kamu benar. Naiklah!” Kalajengking itu naik ke punggung kura-kura tadi. Namun baru setengah jalan, dia menyengat Kura-kura itu dgn sengit.

Sementara Kura-kura mulai tenggelam perlahan-lahan menuju dasar sungai dgn kalajengking diatas punggungnya, dia mengerang dgn pedih, “Kamu sdh berjanji, namun sekarang engkau menggigitku! Mengapa? Sekarang kita sama-sama celaka.”

Kalajengking yg tenggelam itu menjawab dgn sedih, “Aku tdk dpt menahan diri. Memang sdh tabiatku utk menyengat.”

Pelajari KARAKTER seseorang seblm menjadikannya sebagai KAWAN-SAHABAT.. Peran yg dia mainkan akan mempengaruhi kehidupan Anda..

Dr. Greg Ketchum.
Terkadang kita menyesal, betapa kita terbius mulut manis daripada karakter.. percaya pada suara hati anda.. KEJUJURAN dan KESETIAAN adalah harga mati..
»»  READMORE...

Thursday, December 22, 2011

Ombak Besar, Ombak kecil


Alkisah, di tengah samudra yang luas, saat air laut pasang, tampak ombak besar bergulung-gulung dengan gemuruh suaranya yang menggelegar, seakan ingin menyatakan keberadaan dirinya yang besar dan gagah perkasa.
Sementara itu, jauh di belakang gelombang ombak besar, terdengar gemericik suara ombak kecil bersusah payah mengikuti jejak si ombak besar. Tertatih-tatih, mengekor hempasan ombak besar. Si ombak kecil merasa dirinya begitu kecil, lemah, tidak berdaya, dan tersisih di belakang. Sungguh, terasa menyakitkan.

Dengan suaranya yang lemah, kurang percaya diri, ombak kecil bertanya kepada ombak besar. Maka sayup-sayup, terdengar serangkaian percakapan di antara mereka.
"Hai ombak besar...! Aku ingin bertanya kepadamu...!! Mengapa engkau begitu besar, begitu kuat, dan gagah perkasa? Sementara lihatlah diriku... begitu kecil, lemah, dan tidak berdaya. Aku ingin seperti kamu!"

Ombak besar pun menjawab, "Sahabatku, kamu mengganggap dirimu kecil dan tidak berdaya. Sebaliknya, kamu mengganggap aku begitu hebat dan luar biasa. Anggapanmu itu muncul karena kamu belum sadar dan belum mengerti jati dirimu yang sebenarnya!"

"Jati diri? Kalau jati diriku bukan ombak kecil, lalu apa...?" timpal ombak kecil.

Ombak besar meneruskan, "Memang di antara kita terasa berbeda, tetapi sebenarnya jati diri kita adalah sama! Kamu bukan ombak kecil, aku pun juga bukan ombak besar. Ombak kecil dan ombak besar adalah sifat kita yang sementara. Jati diri kita yang sejati adalah air. Bila kamu bisa menyadari bahwa kita sama-sama air, maka kamu tidak akan menderita lagi. Kamu adalah air, setiap waktu kamu bisa menikmati menjadi ombak besar seperti aku: kuat, gagah, dan perkasa."

Sebagai manusia, sering kali kita terjebak dalam kebimbangan akibat situasi sulit yang kita hadapi. Yang sesungguhnya, itu hanyalah pernak-pernik atau tahapan dalam perjalanan kehidupan. Seringkali kita memvonis (keadaan itu) sebagai suratan takdir, lalu muncullah mitos: "Aku tidak beruntung", "Nasibku jelek", "Aku orang gagal". Bahkan ada yang menganggap kondisi tersebut sebagai bentuk ketidakadilan Tuhan!

Dengan memahami bahwa jati diri kita adalah sama-sama manusia, tidak ada alasan untuk merasa kecil dan kerdil dibandingkan dengan orang lain. Karena sesungguhnya, kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bukan monopoli orang-orang tertentu. Jika orang lain bisa sukses, kita pun juga bisa sukses!

Kesadaran tentang jati diri, bila telah ditemukan, maka di dalam diri kita akan timbul daya dorong dan semangat hidup yang penuh gairah; sedahsyat ombak besar di samudra nan luas, siap menghadapi setiap tantangan dan mengembangkan potensi terbaik demi menapaki puncak tangga kesuksesan. (Andrie Wongso)


»»  READMORE...

Monday, December 19, 2011

Illustrasi kehidupan yang luar biasa..

Seorg dokter yang sedang bergegas masuk ke dalam ruang operasi..
Ayah dr anak yg akan dioperasi menghampirinya "Knp lama sekali anda sampai ke sini? Apa anda tidak tau,nyawa anak sy terancam jk tdk segera di operasi?" Labrak si ayah.

Dokter itu tersenyum, "Maaf, sy sedang tdk di RS tadi, tp sy secepatnya ke sini setelah ditelepon pihak RS."

Kemudian ia menuju ruang operasi,setelah beberapa jam ia keluar dg senyuman di wajahnya. " keadaan anak anda kini stabil." Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tsb berkata "Suster akan membantu anda jk ada yg ingin anda tanyakan." Dokter tsb berlalu.

"Knp dokter itu angkuh sekali? Dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya!" Sang ayah berkata pd suster.

Sambil meneteskan airmata suster menjawab :"Anak dokter tsb meninggal dlm kecelakaan kemarin sore, ia sedang menguburkan anaknya saat kami meneleponnya untuk melakukan operasi pd anak anda. Skrg anak anda telah selamat, ia bisa kembali berkabung." ....

JANGAN PΕRNΑН TERBURU2 MENILAI SESEORANG..
Tp maklumilah tiap jiwa disekeliling kita yg menyimpan cerita kehidupan tak terbayangkan di benak kita...

Αdα air mata dibalik setiap senyuman..
Αdα kasih sayang dibalik setiap amarah..
Αdα pengorbanan dibalik setiap ketidak pedulian..
Αdα harapan dibalik setiap kesakitan..
Αdα kekecewaan dibalik setiap derai tawa..

Semoga bermanfaat agar kita menjadi manusia dg rasa maklum yang semakin luas dan bersyukur dg apa yg telah TUHAN berikan dlm hidup ini.

INGAT, kita bukan satu2nya manusia dg segudang masalah...

Tersenyumlah ..
Senyum mampu membasuh setiap luka ..
Maafkanlah..
Maaf mampu menyembuhkan semua rasa sakit.
»»  READMORE...

Sunday, December 18, 2011

Cinta tak harus sama

Bu, lapar !, rengek anak kecil yang sedang berada di pangkuannya. Wanita itu menatap dengan lembut anaknya. Hatinya terasa teriris-iris. Dipandangi gubug reyot tempatnya tinggal, tidak ada sama sekali makanan yang masih tersisa. Hanya ada air putih yang masih tersisa di dalam kendi tanah diatas meja. Perlahan diraihnya kendi tanah itu dan mengulurkan kucunya ke mulut anak semata wayangnya. Sang anak meneguk tiga kali berusaha menghilangkan rasa lapar dengan meminum air.
Anak kecil itu menatap wajah ibunya dengan penuh rasa sayang, seakan ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sangat dalam. Tangan kecilnya meraih keatas mengusap air mata bening yang keluar dari kelopak mata ibunya.
Mengapa ibu menangis,tanya sang anak perlahan. Wanita itu menghela nafas panjang, dia berfikir tidak mungkin menjelaskan apa yang sedang difikirkannya kepada anak kecil ini. Ini tentang beban hidupnya yang sangat berat, bahkan dia selalu berusaha tegar terhadap semua keterbatasan yang dia miliki.
Nggak apa-apa kok sayang, bobok lagi saja !, ujar sang wanita lembut seakan ingin menciptakan ketentraman dihati anaknya. Sang anak menatap lebih dalam ke arah mata ibunya, seakan mencoba mencari tahu alasan mengapa ibunya menangis.
Aku tahu beban ibu sangat berat, celetuk polos sang anak yang membuat ibunya sedikit tersentak.
Aku tahu dengan segala keterbatasan ibu, ibu selalu berusaha untuk mencukupi segala kebutuhanku. Ibu menjadi buruh mencuci, kadang-kadang ibu mengumpulkan sisa-sisa sampah untuk dijual lagi. Aku tahu ibu melakukan itu semua agar aku bisa makan, anak kecil itu terus berceloteh untuk membuat ibunya bangga.Tapi ibu tidak bisa menyekolahkanmu anakku !, jawab sang ibu dengan penuh penyesalan.Ibuku sayang !, kata sang anak sambil bangkit dari tidurnya. Diletakkan kedua tangannya di pangkuan ibunya
seakan ingin memberikan kekuatan kepada orang yang paling dicintainya.
Ibu tidak menyekolahkanku, tetapi setiap malam ibu mengajariku membaca, berhitung, mengaji, atau pengetahuan-pengetahuan baru dari kertas koran bekas yang kita kumpulkan. Semakin hari aku semakin mengerti tentang ilmu-ilmu baru, bahkan mungkin jauh lebih banyak dari teman-teman sebayaku, jawab sang anak tulus dan bangga.
Iya, tapi aku tak mampu menyekolahkanmu di SD di kampung kita. Coba kalau ibu mampu maka kamu nanti bisa punya ijasah melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dan masa depanmu akan lebih baik, sang ibu menjawab sambil tertunduk seakan merasa telah mengeluh terlalu dalam kepada anaknya.
Sang anak kecil menggeser duduknya tepat dihadapan sang ibu. Dia tersenyum sangat manis, dipijatnya kaki wanita didepannya. Seorang wanita cantik sebenarnya, tetapi nampak lebih tua dari umur yang sebenarnya, apalagi dia harus hidup sendiri sepeninggal suaminya.Ibuku sayang, dengan semua yang ibu bisa, ibu sudah memberikan yang terbaik untuk kehidupanku. Aku bersyukur karena mendapatkan limpahan kasih sayang yang tiada tara. Ibu selalu mengajariku semua yang seharusnya aku tahu. Ibu selalu berada disampingku pada saat aku membutuhkannya. Aku memang ingin sekolah di SD di kampung kita, tetapi aku lebih ingin mendapatkan cinta yang aku rasakan selama ini. Aku memang ingin
hidup berlimpah ruah seperti anak-anak kecil sebayaku, tetapi aku lebih ingin hidup disampingmu karena aku selalu mendapatkan limpah ruah kasih sayang yang selama ini aku butuhkan..Sambil mendekatkan wajah, anak kecil itu melanjutkan perkataannya, Bu, mencintai tak harus sama, ketulusan untuk mewujudkan cinta jauh lebih penting dari sekedar menyamakannya dengan kehidupan orang lain.Dipeluknya wanita itu dengan penuh kasih sayang, Bobok lagi yuk, ibu harus istirahat, besok kita janji jam setengah enam sudah di rumah Pak Hadi untuk mencuci baju Anak kecil itu menarik selimut kumalnya sampai ke dada. Membiarkan wanita itu berurai air mata. Tetapi kali ini bukan karena kesedihan meratapi nasib, justru karena syukur yang amat dalam karena Tuhan mengirimkan malaikat kecil untuk mendampingi dan memperkuat hidupnya.Selamat menjalani hari dengan penuh rahmat.

Besarnya Jasa Ibu, untuk kita renungkan.
»»  READMORE...

Friday, December 16, 2011

Stop at the top

Para malaikat sedang sibuk mengadakan rapat untuk menentukan cara-cara mati yang baru untuk daftar manusia yang akan mati bulan ini. Tiba-tiba dikejutkan dengan masuknya salah satu asisten pribadi malaikat pencabut nyawa. Interupsi interupsi yang mulia, teriak sang asisten dengan terengah-engah. Ada apa asisten, kenapa engkau menganggu rapat kami, tegur sang malaikat pemimpin rapat merasa terganggu.
Ada seorang hamba yang seharian berdoa meminta mati hari ini yang mulia, kata sang asisten dengan muka sangat serius.
Hah? manusia macam apa yang meminta mati dalam doanya, apakah sudah sedemikian susah hidupnya ?,Tanya sang malaikat dengan penuh tanda tanya .
Sepanjang yang saya saksikan manusia ini kehidupannya sangat baik yang mulia, harta kekayaannya berlimpah dan selalu beramal, ilmunya sangat tinggi dan selalu mengajarkannya kepada orang lain, setiap saat saya dengar dari hatinya mengingat Tuhan dan memohon ampunan tanpa henti. Keluarganya sangat berbahagia dan membanggakan dirinya dan bersyukur atas keberadaan orang ini. cerita sang asisten dengan berapi-api.Wah tapi mengapa orang ini berdoa memohon kematian, renung sang malaikat. Akhirnya dalam tanda tanya yang besar sang malaikat pemimpin rapat mengutus salah satu malaikat untuk turun kedunia dan menanyakan langsung.
Mohon maaf menganggu waktu anda wahai hamba yang baik, sapa sang malaikat utusan. Dilihatnya wajah manusia di depannya, seraut wajah yang sangat bersinar. Dari raut wajahnya nampak bahwa orang ini belum terlalu tua, mungkin sekitar 40 tahun umurnya, sinar matanya pun teduh dan nampak sedikit berkaca-kaca. Perkenankan saya bertanya, mengapa kamu memohon mati padahal kehidupan kamu sangat baik ?, lanjut sang malaikat. Wahai malaikat, mengapa aku memohon mati hari ini, karena aku merasa inilah waktu yang tepat untuk kematianku. Inilah saat terbaik dalam kehidupanku dimana hampir seluruh sendi kehidupanku berada dalam kebaikan. Hartaku sudah berlimpah ruah, keimananku sedang berada dalam cinta terbesar atas Tuhanku, kehidupan keluargaku begitu membahagiakan, ibadahku berada dalam kekhusukan yang amat menggetarkan,orang ini terus bercerita tentang semua keindahan kehidupannya seperti air bah yang datang tanpa berhenti dan membuat sang malaikat terpana karena belum pernah disaksikannya seorang manusia yang sedemikian hebat mensyukuri kehidupan.
Wahai malaikat karena itulah aku meminta mati hari ini, karena aku menyaksikan banyak sekali hamba yang justru menjadi rakus akan kenikmatan yang dia peroleh. Mereka bertambah haus saat berkuasa, mereka bertambah dahaga saat menjadi kaya raya, mereka semakin terpana atas kehebatannya. Dan aku menyaksikan bahwa sebagian besar dari mereka mengakhiri kehidupannya dalam kesendirian dan ketidak berdayaan. Semua teman dan sahabat menjauhinya saat mereka tidak lagi berkuasa dan memiliki pengaruh yang besar, suara orang ini mantap dan penuh keyakinan. Perlahan-lahan tangan orang ini menjulur ke depan dan menyentuh bahu sang Malaikat. Hanya kepada engkau Tuhan menganugerahkan konsistensi tanpa gangguan apapun, wahai malaikat. Terhadapku Tuhan memberikan keleluasaan terhadap godaan dan pilihan. Aku tidak yakin apakah aku masih akan bersyukur pada saat DIA mencabut semua kelimpah ruahan ini.
Sang Malaikat masih saja terpana. Dari singgasanaNYA Tuhan tersenyum menikmati keindahan sang Hamba. Dengan kuasaNYA Tuhan berbisik kepada sang Malaikat,Biarkan dia hidup lebih lama lagi karena Aku masih ingin menikmati keindahannya. Selamat menjalani hari dengan penuh rahmat
»»  READMORE...

Wednesday, December 14, 2011

Kapan terakhir anda mengasah kapak anda?

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya.Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu." Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi,tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan.Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. "Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?"
"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga," kata sipenebang.
"Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa.
Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang
mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan.
Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

"Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu"= Istirahat bukan berarti berhenti.
"Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu" = Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan
mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!
»»  READMORE...

Tuesday, December 13, 2011

Butakah mata hati kita ?

Aq pernah menonton sebuah film asia, ceritanya tentang seorang gadis yang mengalami kebutaan sejak lahir, tapi walau dia buta, dia disukai oleh seorang pria yang sangat mencintainya dan rela berkorban untuknya.
suatu hari si pria ingin sekali hidup bersamanya dan mau menikahinya.
"maukah kau menjadi istri ku ?" Tanyanya. "Tapi apakah kau mau denganku yang memiliki kekurangan ini, aku tak bisa melihat dunia dan juga tak bisa melihat wajahmu !"kata gadis itu.
" aku akan selalu mencintaimu !" kata pria itu. dengan halus siwanita menolaknya " aku akan menikah dengan mu kalau aku bisa melihat dunia ini kembali !" sambil tersenyum, dan berlalu.
Beberapa bulan pria itu tidak menemui gadis buta itu, sampai suatu hari ada berita baik, gadis itu akan menerima donor mata dari seseorang, dan operasipun dijalankan....
gadis itu lambat laun mulai bisa melihat, dan kini ia hidup dengan mata yang normal. selang berapa waktu hampirlah sebuah taksi didepan rumah sigadis itu dan turunlah seorang pria menggunakan kacamata hitam kerumahnya. setelah mengetuk pintu rumah si gadis, pria itu berkata " apakah kamu masih mengenali ku?" kata - kata itu tak asing, dia adalah pria yang ingin melamarnya kala itu, gadis itu menghampiri nya dan melihat dengan seksama wajahnya, lalu membuka kaca mata hitamnya... Gadis itu sedikit terkejut karena pria itu juga buta.
" aku ingat kau yang ingin melamarku, tapi,...tapi kau buta, bagaimana kau bisa membahagiakan aku ?" tolak gadis itu lagi dengan halus. " aku sudah tau kau takkan menerima ku, aku hanya ingin mendengar suaramu untuk yang terakhir kalinya !" kata pemuda itu sambil memegang wajah si gadis dan segera meninggalkan rumahnya dengan Taksi yang menunggu.
Gadis itu hanya diam dan menatap kepergian pemuda buta itu tampa berkata apa - apa, sementara didalam taksi, pria itu bergumam, " Jaga dan rawatlah mata ku dengan baik !"...
kisah ini semoga menjadi renungan buat kita semua yang tidak buta, minimal tidak buta mata hatinya, pemuda itu berkorban mata demi membahagiakan orang yang dicintainya..._/\_
»»  READMORE...

Apa yang kita pikirkan ternyata tidak sama

alkisah tersebutlah seorang seniman yang jago dalam berkarya, namun suatu hari mengalami kecelakaan dan dokter harus mengamputasi sebelah tangannya tepat dipergelangannya.
hari itu hidupnya sangat kelabu, dia ingin mati saja, karena kehilangan tangannya, suatu pagi ia sudah ingin mengakhiri hidupnya dan sudah berada diatap gedung rumah sakit. pikirannya saat itu ingin bunuh diri. dari atas atap ia melihat ada seorang pria cacat juga yang sudah kehilangan kedua tangannya, tapi terlihat seperti sedang menari-nari di dekat sebuah tembok.
seniman itu berpikir, "ia saja yang sudah tak punya 2 tangan masih bisa bergembira menari, sedang aku baru kehilangan 1 pergelangan tangan , sudah putus asa, ah,..bodohnya aku" lalu seniman itu turun dan menghampiri pria yang cacat itu dan memeluknya dan berucap terimakasih. " tarianmu menyadarkan ku, aku tahu hidup itu indah,..terimakasih." " siapa yang menari?" kata orang cacat itu kebingungan. "tadi anda menggerakan tubuh anda seperti menari ?" " oh,..itu,.pantat ku gatal karena aku tak bisa menggaruk, maka aku gesek2an di tembok.!" kata orang cacat itu. pemuda itu hanya tersenyum,.dan mulai bersemangat kembali menghadapi kehidupannya.
ha ha ha kehidupan memang seperti itu, kadang jalan pikiran orang lain tidak sama dengan jalan pikiran kita, kita berusaha mengarahkan tapi kadang jalurnya berbeda,..makanya sebelum mengarahkan orang lain, arahkan dulu pikiran kita kearah yang benar, agar kita tidak salah membimbing orang lain. _/\_
»»  READMORE...

Monday, December 12, 2011

PULAU CINTA

Di suatu waktu, ada sebuah pulau yg dihuni oleh semua jenis perasaan: Kesombongan, Kebahagiaan, Pengetahuan & yang lain, termasuk Cinta.

Satu hari diumumkan kalau pulau itu akan tenggelam, sehingga mrk semua membangun perahu & pergi. Kecuali Cinta. Cinta satu-satunya yg tinggal. Cinta ingin bertahan sampai di saat terakhir.

Saat pulau sdh hampir tenggelam, Cinta memutuskan utk meminta bantuan.

Kekayaan melewati Cinta dlm sebuah perahu mewah.


Cinta berkata, "Kekayaan, bisakah km membawaku bersamamu?"

kekayaan menjawab, "Tdk, aku tdk bisa. Bnyk sekali emas & perak di perahuku. Tdk ada tempat bagimu disini. "

Cinta lalu meminta Kesombongan yg jg lewat dgn kapal yg indah.

"Kesombongan, tolonglah aku!"

"Aku tdk bisa menolongmu, Cinta. Km basah & bisa merusak kapalku," Kesombongan menjawab.

Kegembiraan melewati Cinta, tetapi ia terlalu gembira sehingga ia tdk mendengar Cinta memanggil dirinya.

Lalu, ada suara,

"Mari, Cinta, Aku akan membawamu bersamaku." Ia adlh seorang yg sdh tua. Merasa sangat senang, Cinta sampai lupa bertanya kemana mrk pergi. Saat mrk sampai di tanah kering, org tua itu pergi dgn jalannya sendiri.

Menyadari hutang budinya kpd orang tua itu, Cinta bertanya pada Pengetahuan, org tua yg lain,

"Siapa yg menolongku?"

"Ia adlh waktu," Pengetahuan menjawab.

"Waktu?" tanya Cinta.

"Mengapa Waktu menolongku?"

Pengetahuan tersenyum dgn penuh bijaksana & menjawab, "Krn hanya Waktu-lah yg mampu mengerti seberapa berharganya Cinta itu."

Pesan Cerita :

Kita hrs menyadari betapa berharganya waktu yg kita miliki. Hidup ini sangatlah singkat & jangan nanti kita menyesal krn begitu banyak waktu yg terbuang.

Pergunakan waktu yg ada sekarang ini utk saling mengasihi antar satu sama lain. Serta melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
»»  READMORE...

BAGAIKAN LAYANG2

Di suatu sore saat matahari terbenam, tampak bbrp anak sdg bermain layangan. Salah satu layang-layang berkata dlm hatinya "Aku kesal. Aku mau terbang tinggi, setinggi-tingginya, tanpa ada yang menahan. Tapi kenapa aku harus diikat dengan benang? Aku jadi tidak bisa terbang dengan bebas!"

Angin pun lalu bertiup kencang.
"Ah, anginnya kencang", lanjut si layang-layang.
"Aku akan mendekati layangan lain, supaya benangku bisa putus. Nanti aku dapat terbang tinggi! Bebas lepas!"

Maka dng dorongan angin, si layang-layang pun berusaha mendekati layangan lain, membiarkan benangnya bergesekan dng benang mereka. Sesaat kemudian, benangnya putus!

"Akhirnya, putus juga! Sekarang aku bisa terbang semauku, naik tinggi sesukaku!"

Tapi kemudian, apa yg tjd?
"Loh, loh?!? Kenapa ini? Kok aku jatuh?"
"Krosak!" Layang-layang itu jatuh & tersangkut di atas pepohonan.

"Ah, aku tersangkut! Kenapa begini? Bukannya terbang tinggi, aku malah tersangkut di pepohonan" kata si layang-layang dengan sedih.

"Sekarang aku tahu", lanjut si layang-layang.
"Justru karena aku terikat benang, makanya aku bisa tetap melayang di udara. Ternyata benang itu yang membuat aku bisa tetap terbang"

Hati manusia sama spt layang-layang td. Pada dasarnya manusia ingin utk hidup bebas sesuka hati, tanpa peduli nasihat & didikan. Sering kita pikir nasihat & didikan adl sesuatu yg mengekang. Padahal kedua hal itu sebenarnya sama seperti benang pd layangan: itulah yg membuat kt ttp terbang & berhasil. Saat hati kita akan membuat pilihan yg salah, benang 'nasihat & didikan' menarik kita utk tetap ada di jalan yg benar. Saat hati kita mulai sombong krn ada di puncak keberhasilan, benang 'nasihat & didikan' menarik kita kembali utk rendah hati.
Biarlah hati kt selalu terbuka utk nasihat & didikan, sehingga kt dapat tetap 'terbang melayang'.
»»  READMORE...

Sunday, December 11, 2011

Aku mendapatkan bunga T_T

terjemahan tulisan disamping mayat wanita ini :
Aku mendapat bunga hari ini meski hari ini bukan hari istimewa dan bukan hari ulangtahunku. Semalam untuk pertama kalinya kami bertengkar dan ia melontarkan kata-kata menyakitkan. Aku tahu ia menyesali perbuatannya karena hari ini ia mengirim aku bunga.

Aku mendapat bunga lagi hari ini. Ini bukan ulangtahun perkawinan kami atau hari istimewa kami. Semalam ia menghempaskan aku ke dinding dan mulai mencekikku Aku bangun dengan memar dan rasa sakit sekujur tubuhku. Aku tahu ia menyesali (perbuatannya) karena ia mengirim bunga padaku hari ini.

Aku kembali mendapat bunga hari ini, padahal hari ini bukanlah hari Ibu atau hari istimewa lain. Semalam ia memukul aku lagi, lebih keras dibanding waktu-waktu yang lalu. Aku takut padanya tetapi aku takut meningggalkannya. Aku tidak punya uang. Lalu bagaimana aku bisa menghidupi anak-anakku? Namun, aku tahu ia menyesali (perbuatannya) semalam, karena hari ini ia kembali mengirimi aku bunga.

Ada bunga untukku hari ini. Hari ini adalah hari istimewa : inilah hari pemakamanku. Ia menganiayaku sampai mati tadi malam. Kalau saja aku punya cukup keberanian dan kekuatan untuk meninggalkannya, aku tidak akan mendapat bunga lagi hari ini….

Kalau saja kita masih dilandasi oleh kesadaran, tentunya kejadian ini takkan terjadi,..hentikan kekerasan dalam rumah tangga saat ini juga, berpikirlah dengan bijak dan selalu dalam kesadaran, Sang Guru sangat menekankan pada kesadaran, maka jagalah pikiran kita dengan penuh kesabaran _/\_semoga semua Makhluk Hidup Berbahagia
»»  READMORE...

Pikiran dan perasaan fakta dan kepercayaan

Seorang pria menangis ketika mendapati pasangannya bersama dengan orang lain, ia menggunakan perasaannya, karena kuatnya perasaan, sehingga pikirannya dilumpuhkan oleh kekuatan perasaan itu, ia mulai melirik dan memegang botol pembasmi serangga, menangis dan seolah tenggelam dalam kesedihannya. Manusia memang sering kali hidup dengan perasaannya dibandingkan dengan pikirannya, sejumlah penelitian di amerika mengatakan bahwa rata-rata orang melihat karakter orang berdasarkan wajah, wajah yang terlihat babyface (muka bayi) oleh sebagian orang dianggap orang yang sangat terpercaya, namun sebenarnya pola pikir seperti ini adalah salah, kita sering kali menonton drama sedih, mendengarkan musik beraliran sedih akan mempengaruhi si pendengar, ini juga sudah diteliti oleh seorang ilmuan di amerika, sebagai bahan penelitian diambil dua anak kembar yang memiliki perasaan yang sama, kemudian dipisahkan dan dipantau dg cctv, yang satu diberi film komedi, dan disuruh mendengarkan musik aliran hip hop, dan yang satu lagi disuguhi film drama yang menghanyutkan, serta mendengarkan alunan musik aliran melo..dalam waktu beberapa hari bisa dilihat ketika mereka keluar, yang tadinya sama, kini berbeda 180 derajat, yang disuguhi musik aliran hip hop dan film komedi berbelanja dengan riang dan gembira, menghabiskan waktunya dengan kesenangan belanja.sedang yang satunya lagi ke mall yang sama namun hanya melihat lihat tampa berbelanja satu pun, terbukti penglihatan, pendengaran bisa mempengaruhi pola pikir kita, jadi sedikit tips jika punya pacar boros, ha ha ha suruh ia menonton film sedih dan dengarkan lagu melody yang sedih ^_^!.
kembali keperasaan, banyak kasus bunuh diri terutama pada remaja, dikarenakan perasaannya lebih dominan dari pikirannya, sehingga pikirannya dilumpuhkan oleh perasaannya, sehingga banyak yang berlarut dalam kesedihan yang tak terhingga, perasaan yang mendominasi pikiran adalah sangat berbahaya, jadi dengan kata lain jangan pernah menasehati orang yang sedang jatuh cinta, karena orang jatuh cinta perasaannya mendominasi pikirannya.
sebelum masuk ke fakta dan kepercayaan, fakta adalah sesuatu kenyataan yang nyata, sedang kepercayaan adalah sesuatu yang dipercayai namun sering kali kebenarannya tidak seperti itu, nah faktanya sipria sedih ini mendapati pacarnya jalan dengan pria lain, kepercayaannya bisa berbagai macam, kepercayaan membangun adalah "mungkin saja ia hanya teman lama" kepercayaan yang merusak adalah "pokoknya kita putus, aku juga bisa selingkuh,cari pacar lagi." nah itulah kepercayaan, tanpa emosi yang dikendalikan oleh perasaan. mungkin sedikit rumit jika kita tak memahami tentang fakta dan kepercayaan ini, tapi begitulah, kadang kita hidup dengan pikiran, perasaan, fakta dan kepercayaan, intinya mulai sekarang jauhi film-film yang penuh dengan kesedihan, penuh dengan kejahatan, penuh dengan dendam, jika pikiran kita dijejali dengan hal-hal seperti itu maka dominan kita akan mempengaruhi kesedihan dan kalau kita putus dengan orang lain bukan tak mungkin bunuh diri akan dilakukannya, maka untuk mencegah itu semua, Sang Guru selalu menekankan Pikiran, kendalikan pikiran, selalu sadar dan jangan sampai pikiran dilumpuhkan oleh perasaan, sama halnya orang di pelet atau diguna-guna, kalau orang yang berpikiran fokus tidak akan kena oleh pelet atau sihir.Selagi pikiran kita masih dalam kesadaran mari berbuat kearah yang lebih baik
»»  READMORE...

Wednesday, December 7, 2011

KISAH SEBUAH KOPI

Aku adalah sebuah biji kopi yang diambil dari sebuah perkebunan, begitu aku mulai dewasa, aku disangrai dan mulai digiling sampai halus dengan mesin sampai tubuhku bercampur dengan saudara-saudaraku yang lain.

Aku dibawa oleh sebuah mobil truk, lalu aku diturunkan sebagian kesebuah pasar tradisional, dan aku selalu dibeli untuk warung-warung kecil. dan hargaku begitu diseduh dengan air panas adalah dua ribu perak pergelas.


Lalu kemudian Truk membawaku kesebuah Pabrikan, disana aku dikemas dan dibungkus, dan aku mulai dijual dengan harga tujuh ribu perak. aku suka dengan tubuhku yang dibungkus ini membuat aku terlihat keren dan bisa mejeng disupermarket terkenal.
Kemudian truk membawaku kesebuah Mall, aku diturunkan disana, wah, mal yang penuh glamor, kulihat ada sebuah merek menjadi ikon ku, starbuck, wah sebuah nama yang keren, tau nggak aku disini disuguhkan hargaku bisa mencapai limapuluh ribu rupiah.

Nah pertanyaannya setelah kita baca kisah si kopi, kenapa harganya bisa berbeda-beda ?


demikian juga dengan kita pergaulan dan lingkungan lah yang menentukan kita, sama dengan kopi, kita juga bisa menjadi sangat berharga dan tak ternilai,jika kita ingin bahagia, dimana posisi anda saat ini, andalah yang menentukan sendiri menjadi apa anda kelak, mari jadikan diri kita tak ternilai dengan kebajikan
»»  READMORE...

Tuesday, December 6, 2011

AYAM JAGO KAYU

(Cerita dari Tiongkok)

Dikutip dari kitab zaman Chun Qiu Zhan Guo (Abad ke-5 SM), kitab Da Sheng Pian oleh Zhuang Zi (baca: chuang ce). Raja Qi (baca: ji) sangat menyukai aduan ayam jago.

Suatu hari ia memberi perintah kepada seorang bernama Ji Xing Zi (baca: ci sing ce, selanjutnya disingkat Ji Zi) yang terkenal sebagai pelatih ayam aduan yang piawai, untuk membina ayam jagonya.

Si jago baru saja 10 hari di sana, sang raja Qi sudah mengutus orang untuk menanyakannya, “Ayam itu apakah sudah terlatih baik? ”

Kemudian Ji Zi menjawab, “Belum bisa! Ayam itu sangat congkak, belum bisa menang dalam aduan.”

Lewat lagi 10 hari, ia lantas mengutus orang menanyakan lagi pada Ji Zi, “Apakah si ayam sudah boleh naik panggung bertanding?”

Ji Zi menjawab, “Masih belum terlatih dengan baik! Begitu lawan bergerak, ia langsung menubruk, dengan demikian, malahan tak bisa meraih kemenangan.”

Lagi-lagi menanti 10 hari, menanyai ulang si Ji Zi, apakah sudah terbina, Ji Zi masih saja menjawab, “Ia masih mudah marah, tidak bisa menenangkan pikiran, jadi tidak bakal bisa menang.”

10 hari lagi telah terlalu, akhirnya Ji Zi membawa ayam jago tersebut menemui raja Qi.

Ji Zi berkata, “Raja yang agung, ayam ini sudah boleh naik gelanggang bertanding. Tak peduli ayam lain bagaimanapun berkokok menantangnya, ia mutlak tak terpengaruh, ketenangannya bagaikan seekor ayam kayu, maka dari itu ayam jago lain asalkan melihatnya, pasti langsung melarikan diri, mutlak tak berani bertarung dengannya, ia setiap bertarung pasti menang.”


Kisah ini bermakna jika seseorang memiliki ketenangan jiwa maka dengan mudah ia dapat menepis segala rintangan dalam kehidupan.
»»  READMORE...

LONCENG SAKTI

(Cerita dari Tiongkok)

Ketika Zhang Yong memimpin kota Cheng Du pada zaman dinasti Song, menyelidiki sebuah kasus kehilangan, banyak orang terlibat di dalamnya, tetapi tak ada satu pun tertuduh yang mengaku, selain itu tak ditunjang adanya bukti-bukti, sebenarnya ia terpikir hendak menggunakan metode penyiksaan untuk pengakuan, tapi ia juga khawatir melukai orang yang tak berdosa, tak tahu bagaimana sebaiknya. Ia berpikir kesana kemari, akhirnya memperoleh sebuah ide.

Zhang Yong menggantung sebuah lonceng di dalam sebuah kamar gelap dan ia menyuruh anak buahnya melapisi lonceng itu dengan angus, kemudian ia berkata kepada para tertuduh: “Di dalam kamar ini terdapat sebuah lonceng sakti, apabila dipegang oleh penjahat, maka lonceng itu akan berbunyi, bukan penjahat yang memegang, disentuh tak akan berbunyi.”

Zhang Yong meminta para tertuduh satu persatu memegang lonceng tersebut, sesudah itu ia memeriksa tangan setiap orang dan hanya ada satu orang yang di tangannya tak terdapat angus hitam. Zhang Yong menginterogasinya: “Kamulah pencurinya, kamu takut memegang lonceng akan berbunyi, maka itu tidak berani memegangnya, betul kan?”

Orang itu melihat gelagat tak dapat lagi memungkirinya, iapun terpaksa mengaku.
»»  READMORE...

Monday, December 5, 2011

TANGAN TERINDAH DI DUNIA

Beberapa tahun yang lalu, ketika ibu saya datang berkunjung ketempat saya, ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru.

Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan.

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya karena tidak bagus katanya.

Seiring waktu yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi.

Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari tiga helai sutra. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian, saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah-payah mencoba untuk mengikat talinya.

Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan oleh sebab itu dia tidak dapat melakukannya... Seketika ketidaksabaranku digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya.

Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata yang mengalir tanpa saya sadari.

Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut.

Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya.

Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.

Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu saya, mengambil tangannya, menciumnya... dan yang membuatnya terkejut, saya memberitahukannya bahwa bagi saya...kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah didunia ini.

Saya sangat bersyukur bahwa saya dapat melihat dengan mata baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu.

Dunia ini memiliki banyak keajaiban.... tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu...


"With Love to All Mother in the world"

"JIKA KAMU MENCINTAI IBUMU,
BAGIKANLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGAR SEMUA ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA".
»»  READMORE...

Sunday, December 4, 2011

MENGASAH BATANG BESI

Li Pai adalah salah seorang dari 8 penyair terbesar pada zaman Thang dan Sung.

Syair-syairnya tak ada yang tidak dikenal orang,
Namanya harum hingga saat ini.

Namun, di masa kecilnya,
Li Pai adalah seorang anak yang lebih suka bermain-main,
daripada belajar membaca dan menulis.

Suatu saat, ketika gurunya tidak berada di tempat,
ia keluar dari kelas dan bermain di tepi sungai.

Ketika hendak menangkap ikan,
ia melihat seorang nenek sedang memusatkan perhatiannya pada sebatang besi yang diasahnya di atas sebuah batu.

Li Pai memperhatikannya selama setengah hari,
namun si nenek itu tetap saja mengasah batang besi tsb.

Akhirnya dengan perasaan aneh,
ia bertanya,
"Nenek, Anda sedang apa?"

Nenek tua menjawab,
"Saya sedang mengasah sebuah jarum untuk menyulam."

"Mengasah Jarum?
Batang besi sedemikian besarnya,
mau diasah sampai kapan?"

"Benar, nak!" nenek tua mengangkat kepala,
memandang Li Pai dan berkata,
"Walau batang besi ini besar,
namun semakin diasah akan semakin kecil.
Asalkan saya tidak berhenti mengasah,
besi ini pasti akan menjadi jarum."

Setelah mendengar ini,
sekejap kemudian Li Pai menjadi sadar dan dengan cepat kembali ke sekolah.

Pesan Moral,
Tidak ada hal yang sulit di dunia ini,
yang perlu kita cemaskan hanyalah niat dari setiap orang untuk melakukan sesuatu.

Asalkan Anda memiliki cita-cita yang mulia,
ingin maju dan berani berkorban dengan semangat
"Tidak akan Menyerah Karena Rintangan",
Ulet, mau Bekerja Keras, Tahan Banting,
jelas dapat mencapai cita-cita yang mulia dan dapat membangun usaha yang besar !!
»»  READMORE...

Saturday, December 3, 2011

Kisah Api

Pada zaman dahulu ada seorang yang merenungkan cara
bekerjanya Alam, dan karena ketekunan dan percobaan-
percobaannya, akhirnya ia menemukan bagaimana api diciptakan.

Orang itu bernama Nur. Ia memutuskan untuk berkelana dari satu
negeri ke lain negeri, menunjukkan kepada rakyat banyak tentang
penemuannya.

Nur menyampaikan rahasianya itu kepada berbagai-bagai kelompok
masyarakat. Beberapa di antaranya ada yang memanfaatkan
pengetahuan itu. Yang lain mengusirnya, mengira bahwa ia mungkin
berbahaya, sebelum mereka mempunyai waktu cukup untuk
mengetahui betapa berharganya penemuan itu bagi mereka.
Akhirnya, sekelompok orang yang menyaksikannya memamerkan
cara pembuatan api menjadi begitu ketakutan sehingga mereka
menangkapnya dan kemudian membunuhnya, yakin bahwa ia setan.
Abad demi abad berlalu. Bangsa pertama yang belajar tentang api
telah menyimpan rahasia itu untuk para pendeta, yang tetap
berada dalam kekayaan dan kekuasaan, sementara rakyat
kedinginan.

Bangsa kedua melupakan cara itu, dan malah memuja alat-alat
untuk membuatnya. Bangsa yang ketiga memuja patung yang
menyerupai Nur, sebab ialah yang telah mengajarkan hal itu. Yang
keempat tetap menyimpan kisah api dalam kumpulan dongengnya:
ada yang percaya, ada yang tidak. Bangsa yang kelima benar-benar
mempergunakan api, dan itu bisa menghangatkan mereka, menanak
makanan mereka, dan mempergunakannya untuk membuat alat-alat
yang berguna bagi mereka.

Setelah berpuluh-puluh tahun lamanya, seorang bijaksana dan
beberapa pengikutnya mengadakan perjalanan melalui negeri-negeri
bangsa-bangsa tadi. Para pengikut itu tercengang melihat
bermacam-macamnya upacara yang dilakukan bangsa-bangsa itu;
dan mereka pun berkata kepada gurunya, "Tetapi semua kegiatan
itu nyatanya berkaitan dengan pembuatan api, bukan yang lain.
Kita harus mengubah mereka itu!"

Sang Guru menjawab, "Baiklah. Kita akan memulai lagi perjalanan
ini. Pada akhir perjalanan nanti, mereka yang masih bertahan akan
mengetahui masalah kebenarannya dan bagaimana mendekatinya."
Ketika mereka sampai pada bangsa yang pertama rombongan itu
diterima dengan suka hati. Para pendeta mengundang mereka
menghadiri upacara keagamaan, yakni pembuatan api. Ketika
upacara selesai, dan bangsa itu sedang mengagumi apa yang
mereka saksikan, guru itu berkata, "Apa ada yang ingin
mengatakan sesuatu?"

Pengikut pertama berkata, "Demi Kebenaran, saya merasa harus
menyampaikan sesuatu kepada rakyat ini."

"Kalau kau mau melakukannya atas tanggungan sendiri, silahkan
saja," kata gurunya.

Dan pengikut pertama itupun melangkah ke muka kehadapan
pemimpin bangsa dan para pendeta itu, lalu katanya, "Aku bisa
membuat keajaiban yang kalian katakan sebagai perwujudan
kekuatan dewa itu. Kalau aku kerjakan hal itu, maukah kalian
menerima kenyataan bahwa bertahun-tahun lamanya kalian telah
tersesat?"

Tetapi para pendeta itu berteriak, "Tangkap dia!" dan orang itu pun
dibawa pergi, tak pernah muncul kembali.

Para musafir itu melanjutkan perjalanan, dan sampai di negeri
bangsa yang kedua dan memuja alat-alat pembuatan api. Ada lagi
seorang pengikut yang memberanikan diri mencoba menyehatkan
akal bangsa itu.

Dengan izin gurunya ia berkata, "Saya mohon izin untuk berbicara
kepada kalian semua sebagai bangsa yang berakal. Kalian memuja
alat-alat untuk membuat sesuatu, dan bukan hasil pembuatan itu.
Dengan demikian kalian menunda kegunaannya. Saya tahu
kenyataan yang mendasari upacara ini."

Bangsa itu terdiri dari orang-orang yang lebih berakal. Tetapi
mereka berkata kepada pengikut kedua itu, "Saudara diterima baik
sebagai musafir dan orang asing di antara kami. Tetapi, sebagai
orang asing, yang tak mengenal sejarah dan adat kami, Saudara
tak memahami apa yang kami kerjakan. Saudara berbuat
kesalahan. Barangkali Saudara malah berusaha membuang atau
mengganti agama kami. Karena itu kami tidak mau mendengarkan
Saudara."

Para musafir itu pun melanjutkan perjalanan.
Ketika mereka sarnpai ke negeri bangsa ke tiga, mereka
menyaksikan di depan setiap rumah terpancang patung Nur, orang
pertama yang membuat api. Pengikut ketiga berkata kepada
pemimpin besar itu.

"Patung itu melambangkan orang, yang melambangkan kemampuan,
yang bisa dipergunakan."

"Mungkin begitu," jawab para pemuja Nur, "tetapi yang bisa
menembus rahasia sejati hanya beberapa orang saja."
"Hanya bagi beberapa orang yang mau mengerti, bukan bagi
mereka yang menolak menghadapi kenyataan," kata pengikut ketiga
itu.
"Itu bid'ah kepangkatan, dan berasal dari orang yang bahkan tak
bisa mempergunakan bahasa kami secara benar, dan bukan
pendeta yang ditahbiskan menurut adat kami," kata pendetapendeta
itu. Dan pengikut darwis itupun bisa melanjutkan
usahanya.

Musafir itu melanjutkan perjalanannya, dan sampai di negeri bangsa
keempat. Kini pengikut keempat maju ke depan kerumunan orang.
"Kisah pembuatan api itu benar, dan saya tahu bagaimana
melaksanakannya," katanya.

Kekacauan timbul dalam bangsa itu, yang terpecah menjadi
beberapa kelompok. Beberapa orang berkata, "Itu mungkin benar,
dan kalau memang demikian, kita ingin mengetahui bagaimana
cara membuat api." Ketika orang-orang ini diuji oleh Sang Guru dan
pengikutnya, ternyata sebagian besar ingin bisa membuat api untuk
kepentingan sendiri saja, dan tidak menyadari bahwa bisa
bermanfaat bagi kemajuan kemanusiaan. Begitu dalamnya dongengdongeng
keliru itu merasuk ke dalam pikiran orang-orang itu
sehingga mereka yang mengira dirinya mewakili kebenaran sering
merupakan orang-orang yang goyah, yang tidak akan juga
membuat api bahkan setelah diberi tahu caranya.
Ada kelompok lain yang berkata, "jelas dongeng itu tidak benar.
Orang itu hanya berusaha membodohi kita, agar ia mendapat
kedudukan di sini."

Dan kelompok lain lagi berkata, "Kita lebih suka dongeng itu tetap
saja begitu, sebab ialah menjadi dasar keutuhan bangsa kita. Kalau
kita tinggalkan dongeng itu, dan kemudian ternyata penafsiran baru
itu tak ada gunanya, apa jadinya dengan bangsa kita ini?"
Dan masih banyak lagi pendapat di kalangan mereka.
Rombongan itu pun bergerak lagi, sampai ke negeri bangsa yang
kelima; di sana pembuatan api dilakukan sehari-hari, dan orangorang
juga sibuk melakukan hal-hal lain.

Sang Guru berkata kepada pengikut-pengikutnya, "Kalian harus
belajar cara mengajar, sebab manusia tidak ingin diajar. Dan
sebelumnya, kalian harus mengajar mereka bahwa masih ada saja
hal yang harus dipelajari. Mereka membayangkan bahwa mereka
siap belajar. Tetapi mereka ingin mempelajari apa yang mereka
bayangkan harus dipelajari, bukan apa yang pertama-tama harus
mereka pelajari. Kalau kalian telah mempelajari ini semua, kalian
baru bisa mengatur cara mengajar. Pengetahuan tanpa kemampuan
istimewa untuk mengajarkannya tidak sama dengan pengetahuan
dan kemampuan."
»»  READMORE...

Friday, December 2, 2011

IKAN MAS DAN SEEKOR KODOK

Alkisahnya, ada seekor kodok yang baru saja pergi dari berjalan-jalan di daratan. Ketika kembali berenang di kolam, dia bertemu dengan seekor ikan mas yang telah mengenalnya. “Halo Tuan Kodok, Anda dari mana saja?”,

“Oh, saya baru saja datang dari berjalan-jalan di daratan”,jawab Sang Kodok.

“Daratan? Apa itu daratan? Saya belum pernah mendengar ada tempat yang bernama daratan”.

“Daratan ialah tempat di mana Anda dapat berjalan-jalan diatasnya”, Sang Kodok mencoba menerangkan tentang daratan pada Si Ikan Mas.

“Oh ya, dapat berjalan-jalan diatasnya? Saya tidak percaya bahwa Anda baru saja dari daratan. Menurut saya, tidak ada tempat yang disebut daratan”, Si Ikan Mas membantah dengan sengit.

“Baiklah jika Anda tidak percaya, yang pasti saya tadi memang datang dari daratan”, balas Sang Kodok dengan sabar.

“Tetapi, Tuan Kodok, coba katakan pada saya, apakah daratan itu dapat dibuat gelembung, jika saya bernafas didalamnya?”

“Tidak”.

“Apakah saya dapat menggerakkan sirip-sirip saya didalamnya?”

“Tidak”.

“Apakah tembus cahaya?”

“Tidak”.

“Apakah saya dapat bergerak mengikuti gelombang?”

“Tidak, tentu saja”, jawab Sang Kodok dengan sabar.

“Nah, Tuan Kodok, saya sudah menanyakan Anda tentang daratan, dan semua jawaban Anda adalah “Tidak”, dan itu berarti daratan itu tidak ada”, Si Ikan Mas menjawab dengan perasaan puas.

“Baiklah, jika Anda berkesimpulan seperti itu. Yang jelas, saya tadi memang datang dari daratan dan daratan itu nyata adanya”,Sang Kodok menjawab sambil berlalu.

Si Ikan Mas, karena dia adalah seekor ikan yang hidupnya di air, maka dia tidak pernah mengetahui bahwa ada dunia lain selain dunia airnya. Kareena dia hanya mengenal dunia air, maka semua pertanyaan ynag diajukan tentang daratan, tetap berkaitan dengan dunia air. Sebaliknya Sang Kodok, dia dapat hidup di dua dunia, dunia air dan daratan. Karenanya, Sang Kodok mengerti bahwa ada dunia lain selain dunia air tempat para ikan hidup. Dia mengerti sepenuhnya dunia air, dia juga mengerti sepenuhnya daratan, karena dia sudah mengalami pengalaman empiris di dua dunia itu.

Demikian pula dengan Sang Guru. Guru mengerti sepenuhnya alam duniawi beserta segala fenomenanya dan Nibbana sebagai pembebasan dari segala fenomena. Karena Beliau telah mengalami pengalaman empiris kehidupan duniawi dan pencapaian Nibbana. Kita adalah si ikan mas yang keras kepala. Sepanjang kita belum pernah mengalami pencapaian Nibbana, seberapa hebatnya Sang Guru menerangi tentang Nibbana, kita tak kan mengerti. Bukan berarti Sang Guru gagal mencerahi kita. Kebodohan kita sendirilah yang menghalangi pencerahan yang mestinya terjadi.

Mutiara pencerahan itu ada dalam diri kita.Guru Qta telah menunjukkan jalannya. Kini yang perlu kita lakukan hanyalah meneguhkan hati untuk menjalani jalan yang telah ditunjukkan tersebut. Mengalami sendiri pencapaian Nibbana dan mengerti apakah Nibbana itu dengan sepenuhnya. Dan menjadi orang yang memenangi pertarungan yang sejati.
»»  READMORE...