Friday, February 10, 2012

DEWI KUNANG KUNANG

Peristiwa ini terjadi sudah sangat lama sekali, di pinggiran sebidang hutan yang luas bermukim satu keluarga petani, seorang petani dan istrinya. Mereka adalah orang-orang yang baik hati juga rajin. Maka itu, dalam sekian tahun ini mereka tidak pernah kekurangan sandang pangan, selalu dalam kehidupan tanpa rasa khawatir sedikit pun, tetapi dalam hidup mereka selalu merasakan seperti kekurangan sesuatu, membuat mereka merasa hati kurang mantap.

Ternyata, mereka sampai saat itu masih belum mempunyai satu orang anak pun. Cita-cita mereka yang paling besar saat itu adalah mempunyai seorang anak, supaya bisa mencurahkan seluruh hatinya untuk mencintai si kecil ini.


Pada malam hari itu juga, sewaktu dua orang tua itu sedang siap tidur. Mereka berdua sama seperti biasanya berkata pada diri sendiri: “Hai, bila kami bisa mempunyai seorang anak yang bisa bernyanyi, berlompat-lompat alangkah baiknya! Kami begitu ingin mempunyai seorang anak.” Ketika mereka dengan suara rendah meracau, tiba-tiba di dekat rumah mereka muncul sebuah sorotan cahaya yang aneh, sinar cahaya ini menerangi seluruh hutan. Pemandangan ini membuat mereka tercengang, seumur hidup mereka tinggal di sini tidak pernah melihat fenomena tersebut. “Wah, apa yang terjadi?”

Lalu mereka memutuskan untuk keluar rumah melihat apa sesungguhnya yang terjadi. Ketika menelusuri cahaya tersebut, dengan cepat ketahuan di tengah cahaya cemerlang berdiri seorang gadis kecil yang cantik. Si gadis ini sungguh cantik sekali, ia mengenakan setelan rok dan blus berwarna putih dan bersih, wajahnya bagaikan rembulan terang yang jernih dan bersinar. Di bawah selubung sinar bintang dan bulan, seluruh tubuh memancarkan cahaya putih perak. Sepasang suami-istri lansia ini tidak pernah menemui gadis secantik ini, sungguh tidak berani mempercayai mata diri sendiri!.

Tiba-tiba melihat si gadis itu berjalan perlahan-lahan hingga di depan mereka, dengan suara lembut berkata: “Saya adalah putri dari dewi surga. Saya di surga bisa melihat kehidupan kalian sehari-hari, saya tahu kalian sedang berbuat apa dan memikirkan apa saja. Saya tahu kalian adalah orang yang baik hati, jujur dan rajin, hanya keinginan mempunyai anak sudah sedemikian lama belum bisa terwujud. Saya terharu oleh ketulusan hati kalian, dengan diam-diam saya meninggalkan surga ingin menjadi putri kalian untuk satu jangka waktu.” Petani tua dan istri setelah mendengarnya, masih belum percaya. “Ini apakah benar? Cita-cita kami ingin mempunyai seorang anak apakah benar telah tercapai? Lagi pula adalah seorang gadis dari surga yang begitu cantik dan menakjubkan. Apakah bukan mata sudah kabur?”

Saat itu si dewi kecil lebih mendekat lagi, “Ini benar, mata Anda tidak kabur, sekarang mari kita bersama-sama pulang.” Si petani dan istri setelah mendengar perkataan dewi kecil luar biasa senangnya. Mereka dengan riang gembira membawa dewi kecil pulang. Sejak itu, istri petani setiap hari menyiapkan makanan yang lezat untuk dewi kecil, juga sering menjahit pakaian bercorak yang cantik untuknya. Mereka bersama-sama bermain dan bernyanyi. Setiap malam, istri petani duduk di samping ranjang dewi kecil membacakan buku dan menceritakan banyak dongengan yang menarik, sampai dewi kecil tertidur.

Siang hari mereka menanam bunga di taman bunga, saat musim semi tiba, taman bunga penuh dengan bunga segar yang indah cemerlang. Sejak itu, dewi kecil, petani dan istrinya hidup bahagia bersama melewatkan hari-hari dengan penuh gembira dan bahagia. Karena dewi kecil cerdas dan manis, hatinya sangat baik dan jujur, oleh sebab itu orang-orang yang tinggal di sekitarnya sangat menyukainya, terutama anak-anak semuanya senang berteman dengannya. Anak-anak mengajarkan dia nyanyian dan dendang, dan dia menyanyikan lagu-lagu yang merdu dari atas langit sana, juga menceritakan kepada mereka keajaiban dan keindahan langit. Karena ketulusan dan kebaikan hatinya, terhadap siapa pun dia selalu sangat baik, juga suka menolong siapa saja yang ditemuinya.

Hal itu berlangsung selama beberapa tahun. Hingga pada suatu hari, petani dan istrinya tiba-tiba menemukan setiap malam hari tiba, dewi kecil menjadi sangat diam. Dia selalu seorang diri duduk di undakan depan rumah menengadah langit malam. Petani dan istrinya sangat mengkhawatirkannya. Akhirnya pada suatu hari, dia berkata pada petani dan istrinya, “Beberapa tahun ini saya hidup bersama kalian merasa sangat gembira, tapi itu di luar sepengetahuan ibuku. Saya dari surga diam-diam turun kemari, hal ini di atas langit adalah tidak diperbolehkan. Sekarang ibu telah menemukan saya, saya sudah tidak bisa bersama kalian lagi, besok ibu akan menjemput saya pulang ke rumah di atas langit.”

Petani dan istrinya sepertinya sudah menduga semuanya ini: Si dewi kecil adalah dewi, mana mungkin selamanya hidup bersama mereka? Tetapi begitu mendengar dewi kecil akan meninggalkan mereka, sungguh tidak tega melepaskannya, merasa datangnya terlalu dini, terlalu cepat! Mereka bertiga sama-sama merasa sangat sedih.

Dua hari kemudian bulan muncul di langit yang gelap, cahaya sinar berwarna putih perak bagaikan jembatan langit dari surga lurus menembus ke bawah, langsung menuju rumah kecil yang ditinggali dewi kecil. Si dewi kecil kaget terbangun oleh cahaya terang tersebut, dia memandang ke luar jendela mengikuti arah cahaya, di tengah cahaya terlihat ada seorang dewi perlahan-lahan turun ke bawah. Dewi kecil mengerti inilah saatnya ibu membawa dia pulang ke surga. Dia lalu memegang tangan ibunya bersama-sama terbang menuju ke “rumah” mereka yang sesungguhnya.

Karena dewi kecil sangat mencintai petani dan istrinya, dia dengan berat hati menjatuhkan selayang pandang yang terakhir ke bumi. Butiran air mata gemerlapan di wajahnya, dia sangat mengharapkan mereka bisa mengetahui, bahwa dia sangat mencintai mereka! Sebagian jiwanya telah menyatu selamanya dengan mereka! Saat itu terjadilah keajaiban, air mata dewi kecil seperti tumbuh sayap, berterbangan turun ke bawah. Mereka memantulkan cahaya, tiba-tiba semua berubah menjadi kunang-kunang yang indah. Dewi kecil mengetahui, mulai saat itu, setiap kali petani dan istrinya melihat kunang-kunang berterbangan di sekitar rumah mereka, bisa mengingatkan mereka betapa bahagianya masa-masa hidup bersama dengan dirinya.

Dia berharap kunang-kunang yang indah ini bisa membawakan keajaiban bagi kehidupan semua orang. Inilah sebabnya mengapa orang sekarang setiap melihat kunang-kunang, dalam hatinya bisa diliputi rasa cinta dan rasa menakjubkan.
»»  READMORE...

Wednesday, February 8, 2012

Kebiasaan yang Di.u.l.a.n.g

Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.

Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.


Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"

Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!

Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."

Para pembaca yang budiman,

Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!

Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.

Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.

Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!
»»  READMORE...

Sunday, February 5, 2012

SEMUA HANYA AKAN JADI PENYESALAN

Setelah melalui keributan yang sangat hebat sepasang suami isteri, datang menghadap kepada Sang Guru untuk meminta pencerahan. Sang Suami berkata, “Guru, kami sudah lama menikah, anakpun sudah besar-besar, tetapi rumah tangga kami selalu dirundung masalah, keributan dan ketidakcocokan selalu terjadi setiap hari.

Saya sebagai suami ingin bercerai dengan isteri saya dan hendak mencari pasangan hidup yang baru, mohon pencerahan dari Guru.”

Sang Isteri tidak mau kalah berkata, “ Guru yang bijaksana, bagaimana saya tidak sabar, setiap hari perlakuan suami saya kasar, tidak peduli dengan anak-anak, saya dengan tulus mengurus semua keperluan rumah tangga, menyiapkan semuanya untuk suami dan anak-anak tercinta dengan penuh kesabaran, melayani suami tanpa pamrih, dan saya selalu setia menemani suami saya walau dengan air mata dan hati yang terluka setiap hari, kerena pada dasarnya ia tidak setia, maka pernah senang berada di rumah. Saya ingin bercerai, bagaimana pendapat Guru?”

Sang Guru berkata, ”Apapun keputusan yang kalian ambil, Semua Hanya Akan Menjadi Penyesalan, Silakan pulang dengan Bahagia”. Tetapi mereka tidak merasa puas dan berkata, ”Mengapa demikian?”

Sang Guru pun berkata, ”Bila saya menyetujui kalian bercerai, maka kamu sebagai isteri akan menderita, setiap saat bermandikan air mata Penyesalan karena selama ini kalian telah hidup bersama dalam suka mau pun duka demi untuk membesarkan anak kalian dengan susah payah, hanya karena hal-hal Negatif yang selalu terlihat sehingga melupakan hal yang Positif dari suamimu kemudian bercerai dan harus menghadapi segala persoalan sendiri, mengerjakan semua sendiri, kamu hanya akan selalu menyalahkan diri sendiri.

Kamu selalu akan berpikir tentang semua kekuranganmu dan akan Menyesali perceraian ini, mengapa dahulu tidak mau berubah, mengapa tidak lebih sabar menghadapi suami dan memaafkan semua kesalahannya, mengapa tidak mencoba memperbaiki hubungan ini dan memberikan perhatian yang lebih kepadanya.”

”Kamu sebagai suami, mungkin akan memperoleh kebahagiaan yang baru dengan pilihanmu sendiri, selama belum terjadi masalah baru, maka semua akan terlihat baik-baik saja, benarkah?

Semua kondisi kehidupan memiliki dua sisi positif dan negatif, begitu muncul persoalan-persoalan dalam hidupmu yang baru, apakah kau tetap akan merasa bahagia?

Apakah tidak akan muncul Penyesalan ? Mengapa telah mengecewakan orang yang kau telah nikahi dan menemanimu selama ini dan meninggalkan anak demi kepuasan sesaat, masalah yang sama akan kembali hadir dan masalahmu akan menjadi bertambah, kekecewaan dan penyesalahan akan muncul di hari tuamu, melihat sikap benci yang terpancar dari anak-anakmu terhadap kamu, Jadi Penyesalan pasti akan ada.

”Bila aku mencegah kalian untuk tidak Bercerai, maka Penyesalan pun akan ada, karena kalian akan pulang sekarang dan kemudian hari akan terulang semua hal yang sama. Kalian akan menyalahkan saya karena tidak mencegah kalian untuk bercerai, kalian tetap tidak akan puas, karena dalam pikiran kalian hanya ada KATA CERAI, tidak ada kata BERUBAH bahkan kata CINTA pun telah lenyap dari pikiran kalian dan yang pasti kalian tetap hidup dalam KETIDAKPUASAN dan tidak ada jalan keluarnya” jadi ”PULANGLAH DENGAN BAHAGIA!”

Tapi coba kalian renungkanlah pesan ini : ”Kebanyakan orang merasa TIDAK PUAS dengan apa yang telah DIPILIHNYA”. ”Ketika kalian telah memilih seseorang untuk menjadi pendamping hidup kalian, tentu akan melewati proses yang tidak mudah, bila semua berjalan baik-baik saja, hidup kalian akan bahagia, tetapi begitu muncul segala macam masalah, maka pikiran yang muncul adalah SEANDAINYA…., SEHARUSNYA…., BILA PADA AWALNYA… semua akan membawa ingatan kalian pada pilihan yang dulu telah tersedia.

Dan kalian akan menyalahkan keadaan, menyalahkan kondisi, menyalahkan diri sendiri. Mengapa ketika memilihnya tidak memilih yang satunya ?”. ”Sama seperti memilih membeli barang dari tersedianya pilihan, ketika kita mengambil keputusan untuk membelinya dan kemudian terjadi KETIDAKPUASAN, maka kita akan segera berpikir, seandainya dulu saya memilih yang satunya.”

Padahal bila kita memilih pilihan yang lain itu sendiri, belum tentu juga bahagia, pasti akan kembali terulang hal yang sama, karena pada dasarnya sifat KETIDAKPUASAN itu selalu ada dalam pikiran kita.”

”Yang salah bukan pilihannya, yang salah adalah PIKIRAN dan SIFAT orang yang memilihnya, yang tidak pernah memiliki rasa PUAS dan BERSYUKUR dengan apa yang telah didapatkannya.

Dari pada memilih lagi, lebih baik menjaga apa yang telah ada, merawat yang telah terjalin dan memperbaiki sesuatu yang perlu diperbaiki.”. ”Jadi Pulanglah dengan BAHAGIA, BERCERAILAH dengan BAHAGIA, atau Kembalilah bersama-sama membina RUMAH TANGGA YANG BAHAGIA. Saranku CARILAH KEBAHAGIAAN, bukan PENDERITAAN.”

Semua kembali pada penilaian masing-masing, kebijaksanaan masing-masing, seorang Guru yang hebat sekalipun tidak dapat menentukan kebahagiaan anda, karena anda sendiri yang dapat membuat diri anda BAHAGIA. Semoga semua makhluk berbahagia selalu.
»»  READMORE...